Rabu , 1 Mei 2024
https://ffaw.orghttps://monkproject.orgslot luar negeri
Beranda » Musik » A Superstar is Born: Putri Ariani dan Stevie Wonder

A Superstar is Born: Putri Ariani dan Stevie Wonder

MENONTON kembali Putri Ariani, saya teringat Stevie Wonder.

Usia Putri Ariani 17 tahun, ketika di America’s Got Talent 2023, ia mendapatkan Golden Buzzer. Itulah hadiah yang dinanti oleh semua talenta di seluruh dunia. Momen ini menjadi viral, dibahas oleh berbagai penggemar musik banyak negara.

Saya teringat berita mengenai peristiwa di tahun 1961. Saat itu, musisi terkenal di zamannya, Ronnie White dari grup the Miracles, menonton seorang bocah berusia 11 tahun bernyanyi. Ia kemudian dikenal dengan nama Stevie Wonder.

Ini anak tuna netra, tak bisa melihat. Tapi ia begitu powerful menyanyi, bermain piano dan harmonika.

“Wow !,” seru Ronnie. “Anak kecil ini jenius musik, a child prodigy.”

Dalam sebuah interview pada tahun 2007, Ronnie White mengatakan. Ketika Ia pertama kali melihat Stevie Wonder bernyanyi, dia langsung berkata. Anak kecil ini akan menjadi superstar dunia.

White membantu Stevie Wonder masuk ke dalam industri musik. Ia membawa Stevie Wonder ke Motown Records untuk menandatangani kontrak rekaman.

Ronnie White dan the Miracles juga membantu memproduksi beberapa lagu Stevie Wonder.

Sisanya adalah sejarah. Kita pun tahu, di usia 13 tahun album yang dinyanyikan Stevie Wonder, Fingertips, menjadi no 1 di Billboard 100.

Hingga hari ini, tak ada penyanyi yang bisa memecahkan rekor Stevie Wonder, sebagai penyanyi termuda, yang albumnya masuk ke rangking No. 1 Billboard.

Di tahun 2023, di usia 73 tahun, Stevie Wonder menerima total 25 Grammy Awards. Untuk ukuran penyanyi solo, inilah rekor Grammy Awards terbanyak.

Namun Stevie Wonder tak puas hanya menyanyi. Ia pun aktif dalam gerakan hak asasi manusia.

Simak juga:  TVRI dan Asian Games

Hari kelahiran Marthin Luther King ikut diperjuangkannya di tahun 1980. Ia ingin hari kelahiran Martin Luther King menjadi hari libur nasional Amerika Serikat.

Atas jasanya untuk dunia sosial, Stevie Wonder pun mendapatkan penghargaan. Pada tahun 2009, ia dinobatkan sebagai Utusan Perdamaian PBB. Di tahun 2014, ia dianugerahi Presidential Medal of Freedom.

Akankah Putri Ariani tumbuh seperti Stevie Wonder? Putri menjadi selebrity dunia, lalu juga bergerak untuk isu hak asasi manusia?

 

Minggu malam itu, setelah viral berita Putri Ariani di acara America’s Got Talent, berjam- jam saya habiskan waktu menonton Youtube. Semua soal Putri Ariani. All about Putri Ariani.

Saya menonton video ketika ia berusia 8 tahun menyanyi lagu Beyonce: Listen, di Indonesia Got Talent. Saya melippihat juga kedalamannya ketika mengaji ayat AL-Quran. Juga ia menyanyi lagu The Queen: Bohemian Rhapsody.

Sama seperti Steve Wonder, Putri juga mengalami kebutaan sejak usia dini. Ia juga menyanyi dan menulis lagu. Ia juga memainkan instrumental: Piano dan Suling.

Berulang- ulang saya dengar lagu ciptaan Putri Ariani yang ia nyanyikan sendiri: Loneliness.

“You break my heart,
You break my hope
Make me so down in a loneliness.

You left me
when I deep thought you are my best scene,
being my prince,
but I am wrong.

Baby, you change a pink into the blue”

Ada yang istimewa di banyak video itu. Seringkali penonton atau pewawancaranya menetes air mata. Sesuatu yang sangat dalam, menyentuh, mengalir dari suara Putri Ariani.

Simak juga:  Kisah Kerelawanan, Dakwah di Masa Pandemi Covid-19

Sempat pula saya menonton kecepatannya membuat lagu. Ia diuji. Putri diceritakan satu narasi kisah personal. Kisah itu ia langsung terjemahkan menjadi lagu yang enak didengar, dengan lirik yang juga kuat.

Putri diuji berkali- kali dengan narasi yang berbeda. Berkali- kali pula ia ciptakan lagu dari narasi itu, secara cepat sekali.

“Wow,” ujar saya mengulangi Ronnie White ketika melihat bocah Stevie Wonder. “Ini jenius musisi.”

Dunia gempar di America’s Got Talent. Superstar is born. Superstar dari Indonesia.

 

Masalahnya, melahirkan superstar itu tak hanya soal bakat. Tapi itu juga soal ekosistem industri musik.

Sehebat apapun bakat seorang musisi, jika ia tak hidup dalam ekosistem industri musik dunia, ia paling jauh hanya berhenti di tingkat nasional negaranya saja.

Putri Ariani jika memilih ingin menjadi superstar dunia, ia harus hidup lebih sering di Amerika Serikat atau Eropa. Di negeri itu, ekosistem industri
musik dari hulu ke hilir sudah sangat kuat.

Putri harus lebih intens muncul di aneka pentas panggung dan TV di dunia barat. Ia harus masuk komunitas musik di sana.

Jika ini terjadi, Putri Ariani harus lebih sering tinggal di Amerika Serikat atau Eropa.

Kita pun harus mengikhlaskannya pergi tinggal di negeri Paman Sam, misalnya. Kita mungkin hanya bisa melihatnya menjadi selebrity dunia dari jauh saja. *

12 Juni 2023

* (Denny HA)

 

* Denny JA, Ketua Persatuan Penulis Indonesia Satupena

 

CATATAN

1. Bakat Steve Wonder ditemukan ketika ia berusia 11 tahun. Dan di usia 13 tahun, Albumnya no 1 Billboard 100.
https://www.billboard.com/music/music-news/29-black-music-milestone-stevie-wonder-is-discovered-472999/amp/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *