Entah mengapa dadaku bergetar ketika Mas Bram duduk di tempat tidur, di sebelahku. Lebih-lebih lagi ketika ia tersenyum. Senyuman yang lembut. Senyuman yang sejuk. Senyuman yang lama hilang. Menghadapi tamu seperti Mas Bram, tamu yang wajah dan …
Selengkapnya »Arsip Menandai: Pelacur
Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (50)
Mas Pras keluar diiringi tatapan mata Aniek, Lisa dan Erna yang masih duduk santai di ruang tamu. Lalu kuantar sampai ke teras. Aku bermaksud mengantarnya sampai ke pintu masuk komplek, tapi Mas Pras mencegahnya. Ketika Mas Pras …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (49)
Aku lelah. Teramat lelah. Keringat membasah di tubuhku. Aku bagaikan habis berlari kencang di padang berbukit dan berliku-liku. Badan Mas Pras juga kulihat bermandikan keringat. Aku yakin, ia pun pasti merasakan hal yang sama. Merasa lelah. Sebelumnya …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (48)
Kini, sepuluh tahun lebih kemudian, ciuman itu kurasakan lagi. Tapi berbeda dengan waktu itu. Kali ini, aku tidak lagi malu-malu. Tidak lagi tersipu-sipu. Jika dulu aku hanya diam, hanya menunggu, hanya menerima, kini aku justru membalasnya. Membalasnya …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (47)
Novel karya Sutirman Eka Ardhana Sejak menjadi penghuni di komplek resos ini, berbaring berdua dengan lelaki di dalam kamar merupakan hal yang rutin dan biasa. Bahkan, dalam sehari, aku bisa berbaring dengan empat sampai lima lelaki, atau …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (46)
Novel karya Sutirman Eka Ardhana Mas Pras terdiam sesaat. Yang terdengar hanya elahan napasnya. Tatapannya diarahkan ke langit-langit kamar. Pikirannya seperti sedang menerawang sesuatu yang jauh. “Ketika dulu kudengar kau menikah, aku lantas berpikir kesempatanku untuk dapat …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (45)
Novel karya Sutirman Eka Ardhana Seusai Mas Pras mandi, giliran aku yang ke kamar mandi. Dan, ketika aku selesai mandi, Mas Pras sudah berpakaian rapi lagi. Aku sengaja menyuruh Mas Pras untuk tetap berada di kamar. Aku …
Selengkapnya »