Di teras memang tidak ada siapa-siapa. Namun di ruang tamu berkumpul beberapa orang. Ada Mami Narti, Wiwien, Erna dan Lisa. Dan, darahku tersirap. Lelaki itu juga berada di situ! Warni yang menyadari hal itu cepat-cepat menarik lenganku. …
Selengkapnya »Arsip Menandai: Pelacur
Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (57)
Warni tertawa. Tapi suara tawanya nyaris tenggelam oleh irama musik dangdut yang berdentang dari salah satu kopel di dekat warung bakmi. “Kok tertawa?” tanyaku. “Ternyata kau masih mencintai Mas Pras. Meskipun kau sudah sempat bersuami, tapi benih-benih …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (56)
Warni masih tetap menggandeng tanganku. Kesibukan dan suasana ramai di kopel-kopel, serta tegur sapa para tamu yang berpapasan di jalan seputar komplek itu, tidak mampu menghapus gemuruh di dadaku. “Kita jajan bakmi saja, Yat,” kata Warni ketika …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (55)
“Dari mana kau tahu hal seperti itu?” “Dari berita di surat kabar. Setelah peristiwa itu, esok harinya ada surat kabar yang memberitakan bahwa suamiku itu dinyatakan sebagai gali. Dia ditembak karena berusaha melarikan diri, saat akan ditangkap. …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (54)
Hah! Dadaku seperti terbakar. Seperti ada bara api yang menyala di dalamnya. Seperti ada yang meledak-ledak. Ledakan-ledakan itu ingin kutumpahkan kepadanya. Kepada lelaki berbadan tegap itu. Lelaki yang sedang tersenyum-senyum di kursi tamu. Lelaki pembunuh suamiku! Warni …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (53)
Aku sudah menduga apa yang akan dilakukannya lagi. Tetapi, gemuruh dan getaran di dadaku tidak lagi seperti tadi. Aku sudah bisa mengendalikan diri. Kulihat wajahnya mendekat. Sangat dekat. Kupejamkan mata. Kurasakan ada yang menempel di bibir. Mas …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (52)
Aku hanya tersenyum. Aku tidak tahu pasti, luar biasa seperti apa yang dimaksudkannya. Kupikir, apa yang baru saja kulakukan bersamanya sesuatu yang biasa-biasa saja. Sesuatu yang tidak berlebihan. Sesuatu yang tidak luar biasa. Memang kuakui, apa yang …
Selengkapnya »