Sebut saja, ketiganya, Untung Basuki, Umar Muslin dan Tatyana adalah pelantun lagu puisi, yang kali ini akan menampilkan puisi-puisi karya Rendra, dan dipentaskan Rabu, 16 Oktober 2019, pkl 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Jl. Parangtritis Km 8,5, …
Selengkapnya »Sastra
Fragmen Pohon-Pohon di Bulan Purnama
Pertunjukan puisi di Sastra Bulan Purnama edisi 96, yang diselenggarakan Jumat, 13 September 2019 di Amphytheater Tembi Rumah Budaya, tidak hanya berupa pembacaan puisi, teapi juga diolah dalam satu fragmen yang dilakukan Viki dan Intan, keduanya mahassiswa …
Selengkapnya »Membaca Pohon-Pohon di Bulan Purnama
Sastra Bulan Purnama kembali digelar, kali ini memasuki edisi 96, artinya sudah genap 8 tahun usia Sastra Bulan Purnama, atau yang sering disebut SBP. Tajuk SBP kali ini ‘Membaca Pohon-Pohon di Bulan Purnama’ yang akan diisi peluncurkan …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (65)
Aku menghela napas. “Bagaimana dengan Mas Pras tadi? Lancar-lancar saja?” tanya Warni kemudian. “Kami berjanji akan pulang sama-sama, War,” jelasku. “Pulang ke desa?” “Ya.” “Kapan?” “Mungkin Rabu nanti. Mas Pras janji akan menjemputku Rabu pagi.’ “Akan berapa …
Selengkapnya »Menghidupkan ‘Rumah Nin’ di Tembi
Komunitas Sugenyi tampil mengolah cepren karya Retno Darsi Iswandari, yang berjudul ‘Ramalan Gelap’ menjadi pertunjukan sastra di Sastra Bulan Purnama, Tembi Rumah Budaya, dengan iringan satu pethikan gitar.Komunitas Sugenyi terdiri dari Yantoro, Rieta En, Luwi Darto dan …
Selengkapnya »Rektor UII Akan Membaca Cerpen di Sastra Bulan Purnama
Dr. Fathul Wahid, Rektor Universitas Islam Indonesia akan tampil membacakan cerpen di Sastra Bulan Purnama edisi 95, yang diisi peluncuran antologi cerpen karya 10 perempaun cerpenis yang tinggal di beberapa kota, Pontianak, Malang, Semarang, Yogya dan seorang …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (64)
Sentuhan di bibir itu terjadi berulangkali. Setiap kali kurasakan sentuhan, setiap kali pula aku membalasnya. “Bagaimana kalau kain-kain di badanmu ini dilepas?” bisik Mas Pras di telingaku. Aku tahu apa yang ia maksudkan. “Terserah Mas Pras sajalah,” …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (63)
Kangen berat? Ha, kata-kata seperti ini dulu selalu diucapkan Mas Pras kepadaku. Dan, sepuluh tahun lebih kemudian, kata-kata seperti itu diucapkannya lagi. Kalau dulu, hatiku berbunga-bunga mendengarkan kata-kata yang menyenangkan seperti itu. Kini pun demikian. Mendengarkan ia …
Selengkapnya »Purnama dan Puisi di Tembi
Setiap bulan purnama, puisi selalu hadir di Tembi Rumah Budaya. Pada Sastra Bulan Purnama edisi 94, yang diselenggarakan Rabu, 17 Juli 2019 di Amphytheater Tembi Rumah Budaya, antara penyair dan pecinta puisi, pemain teater, disainer, penyelenggara fashion …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (62)
Belum sempat Warni berbicara lagi, di depan teras sudah muncul Mas Pras. Karena asyik berbicara dengan Warni, sampai-sampai aku tidak melihat Mas Pras datang. Mas Pras tersenyum melihat aku dan Warni seperti terkejut ketika menyadari ia sudah …
Selengkapnya »