TERSEBUTLAH kisah, di Pulau Bengkalis tinggal seorang lelaki tua dan miskin bernama Cik Long. Ia tinggal bersama istrinya di sebuah rumah gubug. Sehari-hari Cik Long menghabiskan waktunya dengan memancing ikan di Selat Bengkalis. Ikan hasil pancingannya digunakan …
Selengkapnya »Novel
Bujang Bantan dan Lumba-lumba (Cernak: 3)
Genap sembilan purnama Bujang Bantan belajar ilmu silat dan kesaktian, Sang Pendekar Sakti pun melepaskannya. “Rasanya sudah semua kuajarkan kepadamu, Bujang Bantan. Sekarang saatnya kau pergi mengamalkan ilmu yang kau peroleh dariku. Tapi ingat, jangan gunakan ilmu …
Selengkapnya »Bujang Bantan dan Lumba-lumba (Cernak: 2)
Sejak hari itu ikan lumba-lumba telah menjadi sahabat setia Bujang Bantan. Hampir setiap petang mereka bertemu di pantai. Dalam setiap pertemuan ada saja yang mereka bicarakan. Suatu petang ketika mereka bertemu, wajah Bujang Bantan tak secerah hari-hari …
Selengkapnya »Bujang Bantan dan Lumba-lumba (Cernak: 1)
BUJANG Bantan, seorang anak petani. Ia berasal dari keluarga tak berada. Ayahnya seorang nelayan yang mencari ikan di Selat Melaka. Karena tinggal di tepi pantai, dan ayahnya seorang nelayan, maka Bujang Bantan yang sedang berangkat remaja itu …
Selengkapnya »Seputar Kepenulisan Saya
Saya suka menulis. Itu diawali dengan kesukaan saya membaca buku sejak bangku SMP dulu. Terus terang buku fiksi pertama yang membangun keinginan saya untuk suka menulis adalah buku kumpulan cerpen NH Dini berjudul “Dua Dunia” terbitan tahun …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (65)
Aku menghela napas. “Bagaimana dengan Mas Pras tadi? Lancar-lancar saja?” tanya Warni kemudian. “Kami berjanji akan pulang sama-sama, War,” jelasku. “Pulang ke desa?” “Ya.” “Kapan?” “Mungkin Rabu nanti. Mas Pras janji akan menjemputku Rabu pagi.’ “Akan berapa …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (64)
Sentuhan di bibir itu terjadi berulangkali. Setiap kali kurasakan sentuhan, setiap kali pula aku membalasnya. “Bagaimana kalau kain-kain di badanmu ini dilepas?” bisik Mas Pras di telingaku. Aku tahu apa yang ia maksudkan. “Terserah Mas Pras sajalah,” …
Selengkapnya »