Novel karya Sutirman Eka Ardhana SEPENINGGAL Warni, aku kembali berpikir tentang tamu-tamu yang sadis dan kasar. Tamu-tamu yang menakutkan itu. Tapi mendadak, aku dikejutkan dengan munculnya seorang tamu di pintu kamar. Tamu yang asing. Tamu yang belum …
Selengkapnya »Novel
Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (28)
Novel karya Sutirman Eka Ardhana Warni kembali bercerita. Bercerita tentang pengalaman yang membuat bulu romaku seakan berdiri semuanya. Pengalaman menyeramkan, yang membuat ciut nyaliku. Cerita tentang tamu yang perilakunya jauh lebih sadis dan brutal. “Kau tahu, apa …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (27)
Novel karya Sutirman Eka Ardhana Sementara aku di kamar berbincang-bincang dengan Warni, di ruang tamu Wiwien, Rina, Lasmi dan Aniek, asyik berceloteh pula. Entah apa yang mereka bicarakan. Tapi yang pasti, mereka membicarakan sesuatu yang menarik hingga …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (26)
Novel karya Sutirman Eka Ardhana Kalau soal menggoda atau meledek dan bercanda seperti ini memang pekerjaan Warni. Ada-ada saja yang bisa dijadikannya bahan bercanda. “Bagaimana, kita jadi pergi, War?” tanyaku sambil merapikan diri di depan cermin. “Terserah …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (25)
Novel karya Sutirman Eka Ardhana Tawa Warni berderai. “Sudah tidak usah dongkol. Yang penting, kau sudah dapat tambahan uang untuk biaya transport kita. Lumayan kan, Yat,” seru Warni diiringi derai tawanya lagi. Mami Narti muncul dari ruang …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (24)
Novel karya Sutirman Eka Ardhana Baru saja aku merebahkan badan, ia tiba-tiba berubah seperti seekor serigala yang lapar. Dalam hitungan beberapa detik saja, ia sudah menerkam dan menggumulku. Mulutnya menjarah leher, bibir dan wajahku dengan buas. Sementara …
Selengkapnya »Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (23)
Novel karya Sutirman Eka Ardhana Aku kalah. Aku tak bisa mengelak lagi. Padahal sesungguhnya ingin sekali aku berteriak, agar lelaki berbadan gendut itu jangan masuk ke kamarku. Jangan tidur bersamaku. Bukan hanya karena aku ingin ke makamnya …
Selengkapnya »