Oleh : Emha Ainun Nadjib Kami 15 bersaudara dan dari yang sulung hingga yang bontot selalu gagal menjadi Lurah di desa kami. Dulu Buyut kami, dari jalur Ibu, menjadi Lurah. Turun-temurun. Kakek kami juga Lurah. Malah berganti …
Selengkapnya »Essai EAN
Pilgub, Pilpres, Pilnab, Piltu
Oleh : Emha Ainun Nadjib (Semoga kapan-kapan bermanfaat) Ada orang Madura sakit parah butuh donor darah, tapi kemudian menolak setelah dikasihtahu siapa yang menyumbang darah. “Dak mau saya. Dia pernah mencuri. Kalau saya dimasuki darah dia, saya …
Selengkapnya »Mantapkan Hati Menginjakku
Oleh : Emha Ainun Nadjib (Semoga kapan-kapan bermanfaat) Sebelum Allah meninggalkanku, harus ikhlas dan tega hatiku untuk bersegera meninggalkan segala sesuatu pada kehidupan manusia yang membuat Allah meninggalkanku. Sejauh ini semua “pakaian sosial” sudah kutanggalkan dan kutinggalkan. …
Selengkapnya »Hinalah Aku, Jangan Islam, Please
Oleh : Emha Ainun Nadjib Kepada semakin banyak saudara-saudaraku yang menghina Islam, kumohon: hinalah aku. Sebab aku lemah, tidak punya daya, maka hinaanmu akan efektif. Seandainya pun aku tersinggung dan ingin membalas, tak ada padaku kesanggupan untuk …
Selengkapnya »Ilmu Aurat dan Peradaban Kebijaksanaan
Oleh : Emha Ainun Nadjib Kenapa sekarang ini manusia menjadi sangat pemarah? Kenapa orang makin gampang marah dan makin sukar memaafkan? Kenapa manusia sepertinya sedang membawa dendam kepada sesamanya sampai mati? Kenapa sesama manusia semakin meningkat potensialitasnya …
Selengkapnya »Memutar Arah Istana
Oleh : Emha Ainun Nadjib Makin banyak penduduk bumi yang takut masuk Indonesia. Sebab di pandangan mereka Indonesia yang ramah telah berubah keras, Islamnya dikuasai kaum radikal. Saya berpikir, kayaknya Nabi Muhammad saw harus turun tangan langsung …
Selengkapnya »Tampar Mukaku, Ludahi Mulutku
Oleh : Emha Ainun Nadjib Ini tulisan tahadduts binni’mah, berbagi kenikmatan dari Tuhan. Kenapa seseorang membungkukkan badan mencium tangan seseorang lainnya? Siapa mereka? Di mana? Kapan? Sejak berabad-abad tradisi cium tangan itu berlangsung di kalangan Kaum Muslimin …
Selengkapnya »Manusia, Negara dan Celana
Oleh : Emha Ainun Nadjib Kalau berkerumun dengan masyarakat, misalnya yang hadir seribu orang, kalau di antara mereka ada 50 saja anak-anak, maka saya menyimpulkan bahwa fokus primer forum itu adalah yang 50 anak-anak. Yang 950 orang-orang …
Selengkapnya »Lomba Ajal di Gerbang Perubahan
Oleh : Emha Ainun Nadjib Tulisan ini saya ambil dari antah-berantah, sehingga sama sekali tidak menarik untuk dipahami. Juga sukar dipercaya: keilmuannya, pemetaan nilai maupun fakta-faktanya. Oleh sebab itu lebih aman dan ringan untuk tidak usah membacanya. …
Selengkapnya »