Senin, 27 Mei 2024; 15:00-17:30 WIB
FIB UGM, Gedung Soegondo, Lt 7, Ruang 707, Jl. Sosiohumaniora, Bulaksumur
Yogyakarta, Penerbit KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), bekerja sama dengan Palmerah, Yuk! dan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada, menggelar perhelatan budaya bertajuk “Merayakan Puisi Penyair Indonesia-Chile: Bincang/Baca/Petik Gitar” di FIB Gadjah Mada. Perhelatan ini menyambut terbitnya Para
la Vida: Antologi Puisi Indonesia-Chile, antologi puisi pertama yang mengolaborasikan karya-karya penyair Indonesia dan luar negeri.
Antologi puisi ini lahir dari program residensi yang dilaksanakan oleh dua sastrawan FX Rudy Gunawan dan Afnan Malay di Chile, Amerika Selatan, akhir 2022. Program residensi tersebut didukung oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan.
“Antologi puisi penyair dua negara ini merupakan sebuah langkah maju di dunia kebudayaan. Mungkin baru untuk pertama kalinya sebuah program residensi menghasilkan karya kolaborasi,” ujar Hilmar Farid, Dirjenbud.
Bagi Rudy Gunawan, program residensi tersebut meninggalkan kesan bangga yang luar biasa. Tidak semua sastrawan memiliki kesempatan untuk mengenal lebih jauh budaya dan negara yang sangat menghargai puisi seperti Chile.
“Saya seperti menghirup udara yang penuh puisi, begitu jernih dan menyegarkan sebagaimana puisi-puisi Gabriela Mistral, penyair Chile peraih nobel sastra itu,” ucap Rudy Gunawan.
Rudy dan Afnan menceritakan, sastra dan puisi mendapat tempat terhormat dalam kehidupan masyarakat di Chile. Ada begitu banyak museum sastra, toko buku kecil dan kafe buku, hingga beragam program sastra yang dapat dinikmati warga Kota Santiago dan kota-kota lainnya di Chile. Rudy dan Afnan kemudian dipertemukan dengan para penyair Chile atas dukungan Muhammad Anshor, Duta Besar Indonesia di Chile, yang menyambut baik dua sastrawan itu.
“Buku antologi puisi ini menjanjikan kepada pembaca suatu perjalanan penjelajahan dari relung kontemplasi kebatinan dari setiap penyair kedua negara yang berpartisipasi, mengenai berbagai topik yang relevan di masyarakatnya masing-masing. Sejumlah puisi menghadirkan suasana batin yang gelap, namun semuanya mengisyaratkan optimisme untuk kehidupan ke depan,” ujar Muhammad Ansor.
Lebih jauh Rudy mengatakan, “Para penyair Chile penuh penghargaan pada sesama manusia, khususnya sesama penyair dari mana pun berasal.” Dalam kesempatan itulah proyek kolaborasi membukukan antologi puisi penyair dua negara ini tercetus. Rudy dan Afnan mengundang para penyair Indonesia seperti Nezar Patria, Dorothea Rosa Herliany, Ramses Simatupang, Achmad Munjid, dan Ulfatin Ch dalam kolaborasi ini.
Selain pembacaan puisi oleh para penyair Para la Vida, acara ini diisi dengan bincangbincang bersama Rudy Gunawan, Ramayda Akmal, Annecy NM, dan Ni Made Purnamasari sebagai moderator. Acara juga dimeriahkan oleh Jubing Kristianto yang akan merespons salah satu puisi yang bercerita tentang Victor Jara serta komposisi
tentang Chile. ***