Jumat , 11 Oktober 2024
Illustrasi. (Ist)

Hukuman Buat Pemburu (Cernak: 3)

Kegembiraan terlihat jelas di wajah peserta pertemuan penghuni hutan, setelah mendengar kesediaan harimau untuk menghadapi para pemburu. Semangat peserta pertemuan untuk mengusir para pemburu itu pun semakin membara.

“Terima kasih saudara harimau atas kesediaannya berpartisipasi. Sekarang tinggal pendapat saudara gajah yang ingin saya dengar. Bagaimana, saudara gajah? Apakah belum ingin berpartisipasi juga?” ini lontaran kata-kata dari kera jantan lagi.

Gajah berdiri. Lalu mengangkat tinggi belalainya.

“Tadinya aku juga berpendapat seperti kawan harimau. Tapi kalau kawan harimau saja ternyata sudah dijadikan korbannya, aku pikir, aku pun nanti akan mereka incar juga untuk dijadikan korban. Baiklah, aku juga akan ikut mengusir mereka!” seru gajah kemudian.

Mendengar pernyataan gajah, serentak semua peserta pertemuan bersorak gembira.

“Hidup gajah! Hidup harimau!” ada yang berteriak begini.

“Hidup penghuni hutan!” teriak burung beo.

Kegembiraan juga meledak di hati kera jantan, karena berhasil membangkitkan semangat harimau dan gajah.

“Saudara-saudara, bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh! Kalau kita semua bersatu padu, tidak akan ada yang dapat mengalahkan kita!” kera jantan berkata lantang di akhir pertemuan.

Simak juga:  HUT ke-74 Kemerdekaan RI di Sarawak: Forkommi Bantu Proses Pengobatan Anak TKI Penderita Hydrocephalus

Para pemburu liar ternyata tidak menyadari jikalau seluruh penghuni hutan sudah bersiaga menghadapi mereka.
Seperti biasa dengan pongahnya, kawanan pemburu itu masuk ke dalam hutan.
Tapi mereka geram, tak satu pun penghuni hutan yang ditemui. Mereka hanya menemui segumpalan lebah di dahan pohon.

Karena kesalnya gara-gara tidak mendapatkan satu mangsa pun, salah seorang di antara pemburu itu langsung memanah ke kumpulan lebah yang menggumpal di dahan pohon tersebut.

Sudah dapat diduga apa yang akan terjadi kemudian. Pasukan lebah yang memang sengaja menyediakan diri untuk menjadi penyerang pertama, langsung menyerbu para pemburu.

Kawanan pemburu itu panik menghadapi serangan lebah yang beruntun. Anak-anak panah mereka hamburkan, tapi tak satu pun mengenai lebah. Hingga akhirnya mereka kehabisan anak panah.

Kawanan pemburu menjerit-jerit kesakitan terkena sengatan lebah-lebah yang jumlahnya sangat banyak. Mereka lari pontang-panting menyelamatkan diri, dengan sekujur badan benjol dan bengkak.

Para pemburu semakin panik dan ketakutan, ketika giliran harimau dengan teriakan _auuumm_nya yang menakutkan dan gajah menggebrak mereka. Bahkan semut, lipan dan kalajengking pun ikut bersama membantu serangan kepada para pemburu.

Simak juga:  Maaf, Aku Terpaksa Jadi Pelacur (10)

Para pemburu liar itu akhirnya lari meninggalkan hutan dengan sekujur badan bengkak dan penuh luka. Beberapa di antaranya tak dapat menyelamatkan diri, karena keburu tewas. Ada yang tewas akibat menabrak pohon besar, karena saat berlari kedua matanya tidak bisa melihat setelah bengkak disengat lebah. Ada yang kehabisan napas, karena dikejar-kejar harimaundan gajah.

“Saudara-saudara semua, kita sudah membuktikan kehebatannya persatuan. Kalau kita bersatu, kita pasti akan menjadi kuat. Kalau semua penghuni hutan bersatu, tidak akan ada lagi yang mengganggu ketenangan hidup dan kelestarian hutan kita,” ujar kera jantan seraya menyalami semua penghuni hutan. * (SUTIRMAN EKA ARDHANA/SELESAI)

* Cernak ini sebelumnya dimuat di majalah anak-anak Putera Kita No. 308, 5 – 20 Mei 1995, dengan menggunakan nama penulis Indria PW

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *