Tahun 1974 di masa remaja saya, Umbu Landu Paranggi dan Persada Studi Klub termasuk Emha Ainun Najib, Linus Suryadi, Suparno S Adhy dan lain-lain beberapa kali berdiskusi di pendapa rumah kami.
1989-1999 Pusat Studi Dokumentasi dan Pengembangan Budaya Kotagede beraktivitas di rumah ini. Konsep Living Museum Kotagede, Rambling Through Kotagede dan lain lain digagas di rumah ini. Kerjasama konseptual dengan Jogja Heritage Society dan bahkan World Bank juga dijalin dari rumah ini.
Belum tamu-tamu yang lain dan juga beberapa kali rumah untuk shooting film dan sinetron. Antara lain Sang Pencerah dan Ayat Ayat Adinda.
Sore (dua tahun lalu), rumah ini kedatangan tamu yang kalau melihat sosoknya orang akan salah terka dan tidak menyangka reputasinya yang luar biasa.
Pria kelahiran 7 Oktober 1940 ini adalah satu diantara 100 orang fotografer paling terkenal di dunia. Dia juga orang Indonesia pertama yang menginjakkan kaki di puncak Himalaya setinggi 6200 meter di tahun 1978.
Di tahun 2007, di usia 67 tahun, dia melakukan tindakan gila untuk orang seusianya, berjalan kaki dari wilayah Perancis ke Spanyol dengan waktu 35 hari, 2 juta langkah kaki dan sekitar 45 ribu jepretan foto.
Memotret di 60 Negara
Don Hasman satu satunya Ethnofotografer yang bisa “mendapat izin” mengabadikan salah satu suku “tertutup” di Indonesia, mungkin juga satu-satunya fotografer yang traveling dan memotret di lebih dari 60 negara sampai usianya ke 80 tahun.
Di Umur 76 tahun pun Don Hasman masih “sempat” dan dengan full energy merayakan ulang tahunnya di Spanyol di perjalanan napak tilas kedua : berjalan kaki 1000 KM selama 35 hari di rute menuju Santiago De Compostella. – Via de La Plata yang ini jalur lain dari yang pertama tersebut.
Cerita singkat itu saja sudah membuat saya bangga dikunjungi olehnya.
Sesudah di Boharen, saya diajak bersama untuk melihat pameran foto “Berjarak” di kafe Kumpeni dan juga pameran foto berita dunia “World Press Photo Exhibition 2021” di Pendapa Art Space di ringroad selatan. Bersama pak Pinto NH dan juga sahabat saya Nana Je.
Saya tambah beruntung karena baru sekali ini saya menonton pameran, sekaligus mendapatkan ilmu fotografi dengan mendengar komentar dan kritiknya atas foto yang dipamerkan. Langsung dari seorang ethnofotografer nomer satu di Indonesia.
Sebelum pulang, ia masih ninggali ilmu kehidupan pada saya. Ketika ditanya: “Apa resepnya di usia 83 tahun masih kuat daya ingatnya dan jalan masih kenceng?”. Dia menjawab: “Hidup jangan diisi dengan dendam dan dengki. Jalanilah hidup dengan senang, berpikir positif dan tersenyum”🙂
Beruntung ketemu dan dikunjungi sosok inspiratif yang bernama Don Hasman ini. * (ACHMAD CHARRIS ZUBAIR)