Jumat , 11 Oktober 2024
Cicit Kaswami. (Ist)

9 Sastrawan Yogya Mendapat Penghargaan Badan Bahasa

Di tahun 2024 Badan Bahasa di Jakata memberikan penghargaan para sastrawan dari berbagai daerah, yang telah berkarya selama 50 dan 40 tahun. Sekitar 100 sastrawan dari berbagai daerah di Indonesia mendapat penghargaan, 9 di antaranya dari Yogyakarta, yang sudah berkarya sepanjang 40 dan 50 tahun.

Ratun Untoro, dari Balai Bahasa Yogyakarta sebagai UPT Badan Bahasa menyampaikan, ada dua kategeori yang mendapat penghargaan, ialah sastrawan yang sudah berkarya sejak sebelum tahun 1974 disebut kategori 50 tahun berkarya, dan sastrawan yang sudah berkaya sejak sebelum tahun 1984, kategori 40 tahun berkarya,

“Untuk menentukan diterima tidaknya, diperlukan konfirmasi dan bukti karya sesuai kategori, dan bukti2 kegiatan lain, akan lebih mendukung apabila ditemukan aktivitas dan karyanya ketika di googling,” ujar Ratun Untoro.

Ke 9 sastrawan yang mendapat penghargaan Badan Bahasa ialah Landung Simatupang, Butet Kartaredjasa, Ons Untoro, Krishna Miharja, Mustofa W. Hasyim, Budi Sarjono, AY.Suaryono, Fauzi Absal dan Cicit Kaswami.

Dwi Pratiwi, Kepala Balai Bahasa Yogya menyampaikan, bahwa Balai Bahasa mempunyai perhatian terhadap para sastrawan yang memiliki konsistensi dalam berkarya, dan Balai Bahasa Yogya hanya bisa mengusulkan yang disertai bukti karya yang kuat, dan yang menentukan Badan Bahasa di Jakarta.

“Tugas Balai Bahasa Yogya selaku UPT dari Badan Bahasa memperhatikan dan menumbuhkan dalam proses berkarya para sastrawan, mengusulkan untuk mendapat penghargaan merupakan salah satu bentuk dari perhatian itu,” kata Dwi Pratiwi.

Simak juga:  Denny JA : Diplomasi Lewat Sastra Akan Lebih Efektif

Butet Kartaredjasa, yang sudah berkarya sejak umur 17 tahun, dan mendapat penghargaan dari Badan Bahasa dalam kategori 40 tahun berkarya mengatakan, saya tidak menduga negara memberikan perhatian seperti ini. Sebab tanpa ada bantuan pun, siapa pun yang mencintai sastra tetap akan berkarya. Tetap memcipta.

“Ini semacam bonus yang pantas disyukuri. Saya kira Badan Bahasa bisa mengutamakan memberi bantuan kepada saatrawan sepuh/senior yang mungkin sangat membutuhkan bantuan seperti ini,”ujar Butet Kartaredjasa.

Ons Untoro, penyair yang mendapat penghargaan 40 tahun berkarya menyampaikan,  rupanya selain konsistensi dalam berkarya, dokumentasi karya merupakan kerja kreatif yang lain, sehingga ketika mendapat penghargaan dari Badan Bahasa dan diminta menunjukkan karyanya, bisa dengan segera ditunjukkan.

“Ketika saya diminta Mas Ratun dari Balai Bahasa Yogya untuk mengirim bukti karya yang dipublikasikan sebelum tahun 1984, dengan segera saya membuka kliping yanng ada karya saya sejak tahun 1978, dan karya-karya berikutnya sampai tahun 2024,” ujar Ons Untoro

Lain lagi dengan Fortuna Sri Kaswami Rahayu, yang lebih dikenal dengan nama Cicit Kaswwami, penghargaan 50 tahnu berkarya dari Badan Bahasa tersebut mengejutkan baginya, dan sama sekali tidak menyangka, sehingga Cicit seolah  seperti menang lotre.

“Kok tidak dari dulu ya, coba kalau dari dulu, pasti aku tidak perlu jungkir balik mencari dana untuk biaya setiap kali pentas,” kata Cicit.

Fauzi Absal, penyair Yogya yang menulis puisi sejak tahun 1970-an, dan mendapat penghargaan 50 tahun berkarya mengatakan, para penulis rupanya merasa bangga dan tambah bahagia. Dalam acara silaturahmi yang digelar di Jakarta bisa bertemu muka dengan para penulis dari berbagai daerah Nusantara.

Simak juga:  Astra Motor International Cartoon Contest 2017

“Sungguh merupakan event yang mengesankan dan menambah semangat penulis dalam berkarya,” kata Fauzi Absal

Krishna Miharja, yang mendapat penghargaan 40 tahun berkarya melihat, pada waktu lalu, kadang bisa mendapatkan honor dari penerbit koran dan majalah. Semakin banyak menulis semakin banyak mendapatkan yang cukup lumayan untuk sekedar menopang biaya hidup, meski tidak sedikit yang menjadi kaya. Tapi seiring terpinggirkannya penerbitan media masa cetak, tentu menjadi masalah yang serius bagi para penulis. Dengan adanya pengahrgaan ini rasanya bisa membantu dalam segalanya bagi penulis.

“Bagi saya pribadi, penghargaan ini akan saya gunakan untuk menerbitkan 5 naskah buku saya yang sebenarnya sudah lama ngendon dalam computer, tiga kumpulan cerita pendek, satu kumpulan puisi, dan satu novel yang akan segera saaya rampungkan penulisannya,” kata Krishna Miharja.

Tiga dari sembilan orang yang mendapat penghargaan, ialah Cicit Kaswami, Krishna Miharja dan Ons Untoro, sebagai rasa terimakasih masing2 akan menerbitkan buku, Cicit akan menerbitkan kumpulan cerkak, Krishna Miharha akan menerbitkan kumpulan puisi dan Ons Untoro akan menerbitkan kumpulan cerpen. Ketiga buku tersebut akan diluncurkan bulan Desember 2024 di Sastra Bulan Purnama.

“Anggap saja ini merupakan pesta bersama dikalangan penulis, pegiat dan pecinta sastra.” ujar Cicit Kaswami. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *