Demikian analisis politik dari pengamat politik Dr Satrio Arismunandar di Jakarta, Sabtu, 22 April 2023. Usul pembubaran KIB itu adalah langkah rasional, karena Ganjar Pranowo adalah sosok capres terkuat elektabilitasnya menurut sejumlah lembaga survei.
Dengan mendukung PDIP beserta capresnya Ganjar Pranowo, KIB bisa berharap mendapat jatah calon wapres, ditambah sejumlah pos menteri.
Itu masih jauh lebih baik daripada ngotot memasang sosok capresnya sendiri, yang elektabilitasnya rendah. Ujung-ujungnya bisa kalah telak di Pilpres 2024 dan tidak mendapat apa-apa sama sekali.
Namun tak Mulus
Namun, dengan KIB gabung ke PDIP mengusung capres Ganjar, ini tidak lantas akan mulus begitu saja. Pasalnya, ada faktor Prabowo Subianto, sosok capres yang didukung Gerindra + PKB.
Seandainya Prabowo membuat langkah tak terduga, misalnya dengan ikut gabung ke PDIP mengusung Ganjar sebagai capres, maka Prabowo minimal akan meminta jatah kursi wapres.
Ini tentu juga tidak mudah, karena Prabowo harus meredam ego dan ambisinya sendiri untuk jadi Presiden RI. Prabowo sudah berjuang mati-matian di Pilpres 2014 dan 2019, dan selalu kalah.
Pilpres 2024 adalah kesempatan terakhir bagi Prabowo untuk maju sebagai capres. Mengingat faktor usia dan kesehatan, tampaknya kecil kemugkinan Prabowo maju lagi di Pilpres 2029.
KIB juga tak punya waktu untuk menunda-nunda keputusan. Jika Prabowo melangkah lebih dulu “melamar PDIP” untuk mengusung Ganjar, dan legowo hanya mendapat jatah kursi cawapres, maka langkah KIB untuk gabung ke koalisi baru PDIP-Gerindra akan sulit. ** (Rls/SEA)
KIB calon presiden sendiri, bagus juga. Biar terlihat independen. Latihan berdemokrasi. Kalau kalah ya tak apa. Kalau ada 2 putaran, tak apalah bergabung. Pasti dapat jatah juga.