KERANJANG BERISI KISAH YANG TAK TERCATAT
Betapa banyak yang tak tercatat
Kisah antara aku, kau dan cinta
Lelaki yang buta dimabuk kata para pujangga
Engkau telah mengeram nostalgi
Pada cerita elegy
Sementara camar datang dan pergi
Mencari pasangannya dini hari
Kadang yang terekam dan tertulis
Disangka bualan para kembara
Lantas kau buang dalam keranjang tangis
Berurai serapah para tetangga
Siapa peduli pada janji?
Banyak hal yang tercampak dan terlepas
Engkau pun merengkuh alamat dan kertas-kertas
Yang berserak di dalam laci
Batin kita
Penuhi rindu dendam berabad silam
Yogyakarta, 2014
SEDALAM
Sedari mula
Aku tlah menduga
Sedalam mana
Hasrat ini tlah membenam asa
Waktulah, untuk lantunkan nada sekerat rindu
Yk.4.8.2023
JATUH
(kepadanya juga akhirnya)
Sejak mula
Kalender terus menawarkan rahasia
Waktu ke waktu
Entah sampai di titik ragu
Kupintal doa dalam doa
Jatuhnya embun dari daun kamboja
Jika engkau jua inginkan
Aku tak bisa lagi mengelakkan pandangan!
Yk.03.08.2023
40 HARI TANPA PERAYAAN
Ini sudah yang ke berapa tahun?
Kita menanam rindu dan asa
Pada hamparan usia
Telah tumbuh banyak gagasan
Sebagian kita ketam dengan cinta
Sebagian lagi meliar dengan cemburu
Pernah kita berpeluh mengejar mimpi
Yang menguasai ruang dan waktunya sendiri
Telah berkembang bebunga berduri
Yang terus mencucuki aroma hati
Kata yang tersembunyi di bawah lidah
Tak pernah terucap: Wahai waktu beri aku sembilu
Agar mampu menyayat janji!
Begitulah, sudah 40 tahun berlalu
Tanpa perayaan, tanpa pesta
Yang bisa membuat syahdu
Terus mengentalkan rindu di sudut kalbu!
Yogyakarta, Agustus 2023
MEMANDANGMU DARI KETINGGIAN AWAN
Untukmu: Rahsia
Dari ketinggian awan
Siapakah yang mengentalkan cinta
Pada pandangan pertama?
Diatas ribuan kaki
Semua kenangan kita
Menggumpal di sini
Lalu kita menerbangkan mantra-mantra
Agar Tuhan menakdirkan kita
Terus bersama selamanya
Di atas hamparan awan putih
Apakah itu hatimu
Kini dan kelak nanti
Tempatku merebahkan hasrat
Tanpa syarat?
Menyemayamkan diri
Nyaman dalam pelukmu nan erat
Diketinggian ini
Tak ada lagi pilu
Yang kerap membelenggu
Karena Engkau telah menukarnya
Dengan kerelaan tiada tara
Batik Air. Jakarta-Tanjung Pinang. 10.8.23
Biodata:
Hazwan Iskandar Jaya, lahir di Palembang (Tanjung Raja OKI), 27 Agustus 1969. Aktivis sosial kemasyarakatan yang mendirikan Yayasan Bhakti Bangsa Yogyakarta. Beberapa karya tulisan berupa puisi, cerpen, esai dan opini pernah dimuat di Harian Kompas, Media Indonesia, Republika, Terbit, Swadesi, Suara Karya, Suara Pembaharuan, Mitra Desa, Kedaulatan Rakyat, Bernas, Minggu Pagi, Pusara, Eksponen, Solopos, Jawa Pos dan Lampung Pos. Beberapa karya masuk antologi bersama seperti Momentum, Alif Lam Mim, Aku Ini, Begini-begini dan Begitu (Esai FKY 1997), Tamansari (FKY 1998), Embun Tajjali (FKY 2000), Lirik Lereng Merapi (FKY Sleman 2000), dan Rumpun Bambu (Teater Sila Bantul, 1999).