HASRAT
Pada puisi
kubisikkan suara hati
nyanyian rindu
paling merdu
tiada terbatas waktu
Getar rasa
obsesi jiwa
telah menyatu dalam tembang cinta
penuh puja
aku memujaMu dengan segenap hasratku
Meski kemudian aku tersungkur
digerogoti umur
yang kian uzur
tiada pernah kusesali
karena tak ada yang lebih membahagiaan
selain berada di dekatMu
Bangunjiwo, 25-6-2023
SENSASI SECANGKIR KOPI
Secangkir kopi yang kureguk pagi ini
aliri seluruh badan tembus sampai ke pori-pori
tak hanya memberi hangat pada raga
namun juga membuat jiwaku bernyanyi ria
oleh sensasi rasa
yang ditimbulkannya
Anganpun melayang jauh
melampaui batas pandangan mata
mengembara di luasan semesta raya
di sana
di luar ruang waktu yang membelenggu ragaku
mungkin dapat kujumpa
Sang Pemilik rasa
yang tlah getarkan jiwaku
juga jiwa-jiwa para pemuja-Nya
Bangunjiwo, 26-6-2023
GEMPA
Gempa menghentak
memporak-porandakan rumah dan bangunan lainnya
Gempa menyentak
kesadaran manusia akan
keterbatasannya
Gempa juga mengingatkan kita
akan adanya kekuatan Tak Terbatas
yang sulit dipahami oleh pemikiran manusia yang terbatas
tanpa kebeningan hati
yang melandasinya
Gempa….
Bangunjiwo, 30-6-2023
SETELAH TANGIS BERLALU
Setelah melewati hari-hari penuh air mata
Akhirnya kau bisa tertawa
Tapi apalah artinya air mata itu
Bila kemudian kau menjadi tahu
makna akan air matamu
makna akan tangismu
Air mata telah mengajarimu menjadi lebih peka
Sementara tangis tlah membuatmu menjadi lebih dewasa
Dalam tangis kau jadi tahu
siapa sahabat sejatimu
Lewat tangis, banyak pelajaran berharga
yang kau petik darinya
Kini, setelah tangismu berlalu
Kau bisa menatap dunia
dengan kacamata berbeda
Namun jangan pernah tertipu oleh pandangan mata
Bangunjiwo, 28-6-2023
SETELAH MENDUNG BERLALU
Akhirnya….pagipun pecah dengan indahnya
Wajah-wajah ceria
pancarkan aura bahagia
Setelah beberapa lama mendung bergayut
Timbulkan ketidakpastian
antara badai dan hujan
Hiduppun dapat kembali berlanjut
Tiada lagi keraguan
Tapaki hari
Penuh harapan
Meniti waktu menuju petang
Lalu rebah dalam pelukan malam
Membenamkan lelah raga, lelah jiwa
Sampai bertemu kembali dengan pagi
Demikian kehidupan selalu memutar
Iringi waktu
dari hari ke hari
Sampai tiba saatnya untuk berhenti
Sang Pemilik Kehidupan memanggil kita kembali
Bangunjiwo, 3- 7-2023
PAGI SETELAH HUJAN USAI
Menikmati pagi setelah semalam diguyur hujan
Rasanya seperti memandang wajah kekasih pujaan
segar dan menggairahkan
Melihat kuncup-kuncup yang mulai mekar
Pancarkan keindahan
membuat hati bergetar
mata berbinar
penuh kekaguman
Dan….
Sinar mentari yang hangat menyapa
Getarkan rasa
bangkitkan cinta
yang tertidur di kedalaman jiwa
cintaku padaMu
dan cintaku pada dia, belahan jiwa
tempat melabuh semua rasa
Bangunjiwo, 6-7-2023
Biodata:
Ardini Pangastuti atau lengkapnya Suciati Ardini Pangastuti, lahir di Tulungagung, Jawa Timur, pada 16 November 1960. Selain menulis dalam Bahasa Jawa, ia juga menulis dalam Bahasa Indonesia. Utamanya menulis cerpen dan novel. Tapi juga menyempatkan diri menulis esai dan puisi. Novelnya yang berjudul “Larasati” mendapat peringkat tiga dalam lomba cipta novel yang diselenggarakan oleh BBY tahun 2016. **
Terimakasih, bisa menikmati puisi-puisi pilihan dari para penyair Yogyakarta di laman ini