Peampilan ketiganya sekaligus untuk meluncurkan buku karyanya, Yanti Sastro Prayitono akan meluncurukan buku kumpulan cerkak berjudul ‘Ing Komplek 21’ dan kumpulan geguritan berjudul ‘Lembaran Anyar’, sedang Didik Eros Sudarjono meluncurkan buku puisi berjudul ‘Rawat Kata, Jaga Budaya’ dan buku geguritan berjudul ‘Piye Jal’. Dedet Setiadi akan membacakan puisi2 terbarunya, termasuk puisi yang terkumpul dalam buku ‘Apokalipsa Kata’.
Ketiga penyair ini, selain buku terbarunya yang akan diluncurkan, sebelumnya beberapa buku puisinya di tahun berbeda-beda sudah terbit, dan khusus untuk Yanti S. Sastro Prayitno dan Didik Eros Sudarjono, selain menulis puisi juga menulis karya sastra dalam bahasa Jawa yang disebut geguritan dan cerkak.
“Dalam Sastra Bulan Purnama edisi 142 ini saya dan eros akan meluncurkan dua buku, dalam bahasa Jawa, dan Eros buku puisi dan geguritan”, ujar Yanti S.Sastro Prayitno.
Sedang Dedet Setiadi, selalin membacakan puisi yang ada di dalam bukunya, juga akan membacakan puisi karyanya yang tidak ada didalam buku dan termasuk puisi baru, yang belum dipublikasikan.
“Beberapa puisi saya juga akan dilagukan oleh Yupi dengan iringan keybord. Ia memang sudah membuat beberapa puisi saya menjadi lagu”, kata Dedet Setiadi.
Puisi dan geguritan serta cerkak karya dari ketiga penyair tersebut, selain akan dibacakan sendiri, juga akan dibacakan oleh para pembaca lainnya. Masing-masing pembaca akan membacakan karya Dedet Setiadi dan Didik Eros Sudarjono. Para pembaca itu ialah Ami Simatupang, Cicit Kaswani, Marjuddin, Harno DP., Novi Indrastuti, Supri Sapta Atmaja, Budi Siswanto, Hisyam Billy, M.Marhaban, Rizal Eka dan Wicahyati.
Sedang geguritan dan cerkak karya Yanti. S.Sastro Prayitno akan dibacakan dan dipentaskan oleh komunitas Maleti Rinonce, yang anggotanya di antaranya; Ninuk Retno Raras, Endang Wahyuningsih, Endah Sr., Suprihatin, Sudinem, Danik Sekar, Sabatina RW., Anastasia Sunu Murwani dan Robingah.
Yanti S.Sastro Prayitno, selain membacakan karyanya, ia juga akan nembang untuk menghidupkan sekaligus memberi warna dalam pertunjukkan karya-karyanya.
Ons Untoro, koordinator Sastra Bulan Purnama menyampaikan, bahwa ketiga penyair dari kota berbeda ini masing-masing sudah saling mengenal, dan ketiganya sudah beberapakali tampil di Sastra Bulan Purnama di tahun berbeda-beda.
“Setiap penyair yang pernah tampil membaca puisi, lebih2 meluncurkan buku karyanya, masih terus terbuka untuk tampil sejauh memiliki karya baru, syukur buku baru yang sudah terbit”, ujar Ons Untoro. (*)