Gubug Putih satu bangunan rumah berlantai 3, yang di depannya ada kolam bentuknnya menyerupai angka delapan, dan di area kolam merupakan amphy theater. Sanggaragam adalah satu media onlline yang peduli pada keberagaman, yang di dalamnya tersedia rubrik puisi. Para penyair yang puisinya sudah ditayang di sanggaragam.org diterbitkan menjadi buku. Selama satu tahun, terhitung sejak Juli 2021, puisi yang sudah ditayangkan, bulan Agustus diterbitkan menjadi buku dan diluncurkan di Gubug Putih.
“Kampung sastra ini merupakan satu komunitas sastra, yang terbuka untuk ekspresi kebudayaan, dan pada kali pertama diselenggarakan peluncuran antologi puisi” ujar Ons Untoro, redaktur puisi di Sanggaragam.org dan sekaligus inisiator Kampung sastra.
Rina Widyawati, pengelola Gubug Putih menyebutkan, bahwa sanggaragam salah satu kegiatan dari Gubug Putih dalam bentuk media online, yang nantinya, direncanakan di Gubug Putih, secara rutin akan diselenggarakan kegiatan budaya.
“Pada lebaran tahun 2021 di Gubug Putih pernah diselenggarakan syawalan sastra, yang diisi pembacan puisi dan lagu puisi dari para penyair dan pembaca puisi dari beberapa kota”, ujar Rina Widyawati.
Selain itu, kata Rina, pernah pula diselenggarakan pelatihan menulis cerpen untuk beberapa guru dan pecinta sastra, yang dimotori oleh Endah Raharjo, seorang arsitek, novelis dan penterjemah. Pelatihnya Ikun Sri Kuncoro, seorang cerpenis dari Yogya,
Dari 41 penyair dari berbagai kota di Indonesua, misalnya, Isbedy Stiawan dari Lampung, Hafney Maulana dari Riau Suyitna Ethek dari Mojokerto, Nok Ir dari Madura, Sus S.Hardjana dari Sragen dan nama-nama lain dari kota-kota berbeda tidak bisa hadir dalam peluncuran antologi puisi di Kampung sastra ini. Tetapi beberapa nama lain, seperti Marjuddin, Fauuzi Absal, Sutirman Eka Ardhana, Syamsul Bahri, Sri Wijayati, Ika ZS dari Yogya, Heru Mugiarsa, Yuliania Kumudaswari (Semarang), Aming Aminoedhin (Mojokerta), Selsa, Nella (Temanggung), Dedet Setiadi, Yupi (Magelang) akan hadir membacakan puisi karya masing-masing yang ada di dalam buku ‘Pulang Ke Rumahmu’.
“Puisi karya Dedet Setiadi akan dilagukan oleh Doni Onfire, seorang penggesek bioala. Dan Yupi akan melagukan puisi karyanya dengan iringan organ” kata Ons Untoro
Heru Mugiarsa, seorang penyair sekaligus pengajar di Semarang akan mengajak mahasiswa hadir di Kampung sastra, sekaligus untuk mengenalkan kegiatan sastra di Yogya kepada mahasiswanya.
Para penyair yang puisinya masuk dalam antologi puisi ‘Pulang Ke Rumahmua’, dari segi usia berbeda-beda. Ada penyair uang usianya 72 tahun, 69 tahun, atau setidaknya di atas 60 tahun, namun ada juga belum genap 60 tahun, dan ada juga yang belum genap 30 tahun.
“Jadi, para penyair dari segi usia berbeda-beda dan pengalaman dalam menulis puisi juga tidak sama” ujar Ons Untoro