Senin , 9 Desember 2024

Kudapan Kue Abon dan Kursi Roda untuk Remy Sylado

SELESAI menjalani operasi di minggu ketiga bulan Januari 2022, masih terbaring di ranjang rumah sakit, Remy bercerita dengan jernih.

Ia akan menyelesaikan novel terbarunya. Ini kisah orang Belanda yang menjadi gila di Semarang. Di era pendudukan Jepang, ia dipaksa Jepang menyaksikan istrinya diperkosa.

Bukan kisah itu benar yang menyentuh saya. Tapi terasa api seorang penulis sejati. Bahkan dalam kondisi yang menua, nampak kurus, terkena stroke, baru selesai operasi, Remy masih ingin memberikan inspirasi mengenai kisah yang direnungkannya.

Pagi itu, setelah bergurau dengan ikan koi di beranda rumah, saya menyaksikan Remy ketika akan dioperasi, dan setelah dioperasi dari video.

Rahmi Isriana mewakili Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA bersama tim menjenguk dan menemani operasi Remy Sylado.

“Pak Denny, tugas sudah selesai. Ini videonya.”

Selama 23 menit saya terdiam menyaksikan video itu. Rahmi ditemani Jose Rizal Manua mengunjungi rumah sakit, untuk menemani operasi Remy Sylado.

Nampak di video, Rahmi, Jose Rizal Manua bercakap santai dengan istri Remy, di kamar rumah sakit sambil makan siang.

Simak juga:  DENNY JA: Para Penulis, Dari Aceh Hingga Papua, Berhimpunlah!

Dalam perjalanan ke rumah sakit, Rahmi mampir ke toko kue. Kata Rahmi “Remy Sylado sangat suka kudapan kue abon. Ia pun sempatkan membeli kue abon itu.

Juga ikut dibeli hal yang sederhana, tapi menyentuh, karena terasa perhatian seorang sahabat kepada sahabat. Rahmi juga ikut membelikan pampers, tisu basah hingga kursi roda.

Banyak teman bertanya, mengapa Denny JA selaku ketua umum Satupena melakukan ini? Bukankah Ia dikritik sangat keras oleh Remy Sylado? Juga sebelumnya ketika komunitas puisi esai ikut membantu Remy Sylado, pertanyaan serupa diajukan.

Saya katakan. Ikatan sesama manusia di atas pro dan kontra sastra, politik bahkan agama.

Remy Sylado mengkritik saya keras sekali karena ia menjalankan perannya sebagai sastrawan dan pemikir yang kritis. Saya juga sudah menjawabnya dengan tak kalah keras. Itu hal yang biasa.

Tapi ketika seseorang sakit, apalagi seperti Remy Sylado yang banyak sumbangsihnya bagi dunia sastra Indonesia, jiwa kita terbang lebih tinggi. Ikatan sesama manusia untuk saling membantu itu lebih dalam.

Simak juga:  Diskusi Kebangsaan XX: Nom

Semoga lekas sembuh senior Remy Sylado. Sangat ditunggu karya berikutnya.*

 

21 Jan 2022.

(Denny JA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *