Di wilayah ini ada dua mercusuar sebagai penjaga garis indonesia. Yang satu berada di Pantai Ketawang, Kutoarjo, Kabupaten Purworejo (Jateng) dan satunya terdapat di Pantai Baron Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sayangnya yang di Pantai Baron Gunungkidul belum terjangkau. Karena jalan menuju kesana cukup pelik dan banyak hambatan jika menggunakan mobil. Sedangkan untuk jalan kaki hayati rasanya tidak sanggup untuk melakukannya. Apalagi lokasinya menanjak.
Karena kesulitan-kesulitan itu akhirnya cukuplah hanya melihat dan memotretnya dari jauh. Tapi yang pasti sudah sempat datang untuk melihatnya, walau akhirnya tak sampai ke lokasi dan hanya melihat dari jauh. Akan tetapi sudah ada niat suatu hari akan ke sini lagi dengan persiapan fisik lebih baik.
Karena Mercusuar Baron merupakan salah satu mercusuar yang viewnya terindah. Itu kata penjaga Mercusuar Ketawang, namanya pak Slamet.
Dia bilang sangat menyukai pemandangan dari Pantai Baron. Nah untuk dapat yang indah-indah memang harus melalui perjuangan.
Iconnya Purworejo
Sedangkan Mercusuar Ketawang juga jadi iconnya Kabupaten Purworejo. Tingginya 40 meter. Tapi jalan menuju ke sana agak bergelombang. Sepertinya Pemda Purworejo belum memahami bener icon itu mestinya dijaga termasuk jalan menuju ke sana.
Kalau mercusuarnya sendiri dijaga petugas yang rata rata mendekati pensiun. Ada empat orang yang berjaga di setiap menara dengan masa tugas selama tiga bulan. Nanti mereka dipindah ke menara lainnya secara bergilir di berbagai menara di Pulau Jawa.
Idealnya jarak tiap mercusuar mencapai 30 mil. Masalahnya sekarang ini anak-anak muda atau kalangan generasi muda tidak tertarik untuk bekerja sebagai penjaga mercusuar. Apalagi mercusuar-mercusuar pasti berada di lokasi di tempat-tempat terpencil. Jadi bagi orang-orang muda, bekerja sebagai penjaga menara mercusuar sungguh sesuatu yang tidak menarik.
Nah, bagaimana ini? Tahun-tahun ke depan nanti siapa yang akan jadi penjaga mercusuar kalau semua penjaganya sudah pensiun. * (Dewi Gustiana)
* Dewi Gustiana, di tengah-tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, ia masih terus menikmati kesukaannya di dunia traveling. Penyuka traveling ini lahir di Palembang, dan pernah tinggal di Yogyakarta.