Senin , 9 Desember 2024
Ketika menyanyi diiringi player Pak Iman Santosa (kiri) - Saat menyanyi di Sanggar Melody. (kanan/Ist)

Menyanyi, Cara Indah Menikmati Hidup

BANYAK cara untuk menikmati hidup. Tentu saja yang dimaksud, menikmati hidup atau kehidupan yang menyenangkan, menggembirakan dan membahagiakan. Dan, salah satu cara di antara sekian banyak cara lainnya untuk menikmati hidup tersebut adalah dengan bernyanyi atau menyanyi.
Ya, menyanyi itu merupakan cara yang indah dan menyenangkan dalam menikmati hidup atau kehidupan. Apalagi dalam kehidupan itu tidak selalu indah dan menyenangkan. Hidup itu penuh warna. Penuh cerita. Ada yang indah, dan ada pula yang pahit.

Nah, kita tentu tidak terlalu suka dengan kehidupan yang pahit. Andai kepahitan yang datang, kita tentu senantiasa berusaha untuk menghapus atau meninggalkan kepahitan itu.
Salah satu cara untuk melupakan kepahitan-kepahitan itu adalah dengan bernyanyi atau menyanyi. Ya, buat saya, menyanyi itu merupakan cara yang indah dalam menikmati hidup. Cara yang sederhana dan mudah dalam mewujudkan kehidupan yang indah serta menyenangkan.

 

Suka Sejak SD
Kesukaan menyanyi sudah muncul sejak saya masih sekolah di Sekolah Dasar. Seingat saya, di sekitar tahun 1965-an. Kalau Ibu dan Ayah mendengarkan radio, saya selalu minta dicarikan lagu-lagu. Betapa senang dan bahagianya, bila dari radio itu kemudian terdengar lagu-lagu yang saya sukai.

Kebetulan ketika itu selain RRI, sudah terdapat banyak radio swasta, atau dulu populer dengan sebutan radio amatir. Lagu-lagu kesukaan saya ketika itu sering diputar atau diudarakan oleh radio-radio amatir maupun RRI tersebut. Karena hampir setiap hari mendengarkan, saya pun banyak yang hapal lagu-lagu tersebut. Dan, mulai saat itu, saya sudah mencoba menirukan untuk menyanyikan lagu-lagu yang disukai itu.

Ketika duduk di bangku SMP, kesukaan menyanyikan lagu-lagu yang disukai itu semakin meningkat. Perbendaharaan terhadap lagu-lagu yang disukai itu pun semakin bertambah.
Apalagi ketika itu beberapa penyanyi populer menyanyikan lagu-lagu yang sesuai dengan usia-usia saya yang masih di bangku SMP. Sebut saja Titiek Sandhora, Tetty Kadi, Andrianie, Christine, dan lainnya. Sebelum itu ada juga Lilies Suryani, Ernie Djohan, grup band Dara Puspita, dan beberapa lainnya juga.

 

Lagu “Teman Sekolah”
Salah satu lagu kesukaan saya ketika itu adalah lagu “Teman Sekolah” yang dinyanyikan oleh Titiek Sandhora. Waktu saya menyukainya, lagu itu memang sedang hits di radio-radio. Setiap hari vokal indah dan menawan Titiek Sandhora yang menyanyikannya muncul di radio.
Cobalah simak lirik lagu “Teman Sekolah” yang pas sekali dengan usia saya yang masih sekolah di SMP tersebut.

Simak juga:  Mengemas Program Menyanyi di Radio

 

Teman Sekolah 

Pada suatu ketika
Aku masih duduk di bangku sekolah
Kupunya seorang teman sangat akrab

Bila hati sedang susah
Hanya dia yang mau datang padaku
Hati terhibur oleh senyum manisnya

Pergi ke sekolah selalu bersama
Kalau pulang seiring sejalan
Selalu singgah ke rumah
Ketika hujan pun turun berpayung bersama

Kini entah di mana
Temanku yang dulu sebangku sekolah
Tak pernah kujumpa
Sejakku berpisah

 

Dulu, ketika lagu “Teman Sekolah” itu sedang populer, saya pun hampir setiap hari selalu menyanyikannya. Bahkan setelah lulus dari SMP dan melanjutkan ke SPG (Sekolah Pendidikan Guru), lagu itu masih tetap menjadi lagu kesukaan atau lagu favorit saya.

Sebenarnya ada juga beberapa lagu lainnya yang saya sukai, sebut saja salah satunya yakni lagu “Terkenang Selalu” yang dinyanyikan Arie Kusmiran, juga dipopulerkan oleh Deddy Damhudi.

Tapi kesukaan terhadap lagu “Teman Sekolah” itu seperti melebihi yang lain. Bahkan sampai sekarang. Sampai sudah berstatus nenek dari lima orang cucu, saya masih suka dan sering menyanyikannya.
Saya jadi ingat, dulu almarhum suami saya, Mas Budi Sungkowo, sampai bilang begini, “Apakah di dunia ini tidak ada lagu lainnya selain lagu Teman Sekolah itu?”

Sampai hari ini dalam berbagai kesempatan, baik ketika menyanyi di komunitas-komunitas menyanyi, saya masih sering menyanyikannya. Saya senang menyanyikannya, karena dengan menyanyikan lagu itu, saya bisa mengenang atau mengingat lagi teman-teman sekolah waktu di SMP maupun SPG dulu. Teman-teman yang dekat dan akrab. Teman-teman dalam suka dan duka.

Oh iya, ada cerita yang mengesankan buat saya ketika suatu saat menyanyikan lagu “Teman Sekolah” itu. Ceritanya begini. Pada suatu acara menyanyi di komunitas P3L3, saya menyanyikan lagu “Teman Sekolah” tersebut. Selesai saya menyanyikannya, seorang Bapak yang ikut di acara itu terlihat mengacungkan jempol. Ia kemudian mendekat dan bilang, “Bagus, bagus. Cocok sekali saya dengan lagu itu. Suaranya bisa pas sekali dengan lagu itu.”

Betapa senangnya saya dengan pujian itu. Bapak itu kemudian minta nomor HP saya. Saya pun tak keberatan untuk memberikannya. Karena gembiranya, sampai acara selesai, saya sampai lupa menanyakan namanya.
Hal yang sama terulang lagi, ketika saya menyanyikan lagu “Teman Sekolah” itu di RRI Yogyakarta. Juga ada seorang Bapak yang mengacungkan jempolnya seusai saya menyanyi. Dia pun menyatakan kesukaannya tehadap lagu itu.

Simak juga:  Menyanyi di Usia Tua, Membuat Sehat dan Bahagia

Bapak itu ternyata datang dari Purwokerto. Ia datang ke Yogya hanya untuk ikut acara menyanyi di RRI. Sehabis menyanyi, dia langsung pulang. Lagi-lagi saya lupa menanyakan nama Bapak yang juga menyukai lagu “Teman Sekolah” tersebut.

 

Dari Alamanda sampai Melody
Ketika komunitas-komunitas menyanyi atau komunitas-komunitas tembang kenangan bermunculan di Yogyakarta, saya pun tak mau ketinggalan untuk terlibat di dalam aktivitas komunitas-komunitas tersebut.

Komunitas tembang kenangan pertama yang saya ikuti adalah komunitas Alamanda. Komunitas Alamanda ketika itu sering mengadakan pertemuan di RRI Yogyakarta, dan kemudian di beberapa tempat lainnya. Tahunnya, kalau tak salah ingat, sekitar tahun 2015-2016, atau mungkin sebelum itu.

Keikutsertaan saya di Alamanda berkat ajakan Mbak NH Sulistyowati, yang ketika itu sedang merayakan ultahnya. Kebetulan di hari itu ada acara Alamanda di RRI, dan ultah itu pun dirayakan bersama di acara Alamanda. Setelah itu, saya pun sering ikut acara pertemuan komunitas Alamanda.

Bermula dari komunitas Alamanda, saya pun kemudian ikut pula di komunitas CNN Retjo Buntung, komunitas P2L3, setelah itu komunitas Melody. Dan sampai sekarang, saya masih tetap aktif datang ke Sanggar Melody di Nyutran, latihan atau menyanyi bersama komunitas Melody. Menyanyi diiringi player Pak Iman Santosa, yang memimpin komunitas atau Sanggar Melody tersebut.

Berkat ikut di dalam komunitas-komunitas tembang kenangan itu, seperti di Melody, saya pun bisa tampil menyanyi di Radio Kartika maupun Radio Swara Kenanga.
Menyanyi bersama atau bergabung di dalam komunitas-komunitas menyanyi itu sungguh sangat menyenangkan. Karena banyak manfaat dan pengalaman yang diperoleh. Banyak teman atau sahabat yang memiliki hobi sama, menyanyi. Saling berbagi dengan sesama teman sekomunitas tentang bagaimana cara menyanyi yang baik dan benar.

Dan, yang pasti, hobi atau kesukaan menyanyi, baik menyanyi sendiri maupun ketika bersama teman-teman di komunitas menyanyi, adalah sesuatu yang menyenangkan hati. Hati yang senang dan gembira itu membuat tubuh sehat.
Jadi, bukanlah sesuatu yang berlebihan bila saya menyatakan bahwa menyanyi itu merupakan cara yang indah untuk menikmati kehidupan. * (Sri Aminah)

 

* Sri Aminah, lahir di Sleman, 7 April 1954. Ibu tiga orang anak dan nenek dari lima orang cucu ini sekarang tinggal di Muja-muju, Yogyakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *