Pertimbangan idealisme adalah pertimbangan dasar yang menjadi prinsip kerja media massa dalam menyampaikan informasi, mendidik masyarakat, menghibur dan alat kontrol sosial.
Pertimbangan idealisme juga merupakan pertimbangan yang didasarkan pada kepentingan dan kemanfaatan produk-produk media massa bagi publik atau masyarakat.
Sedangkan pertimbangan komersial adalah pertimbangan yang didasarkan pada nilai untung-rugi untuk suatu kepentingan atau target dan tujuan yang ingin dicapai.
Pertimbangan komersial dapat dibagi dalam dua aspek, yakni aspek ekonomi dan aspek politik.
Pertimbangan idealisme dan pertimbangan komersial itu mengacu pada ketentuan atau perundang-undangan tentang Pers dan Penyiaran, yakni UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers dan UU No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.
Pasal 3 UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers menyebutkan:
(1). Pers Nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial.
(2). Disamping fungsi tersebut ayat (1), Pers Nasional dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi.
Pasal 4 UU No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran menyebutkan:
(1). Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pend, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial.
(2). Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Penyiaran juga mempunyai fungsi ekonomi dan kebudayaan.
Ketentuan yang ada di dalam dua Undang-undang itulah yang menjadi dasar bagi media massa dalam mengambil kebijakan maupun langkah menentukan dua pertimbangan utama, yakni pertimbangan idealisme dan pertimbangan komersial tersebut.
Jadi, tak ada yang salah jika dalam kebijakannya media massa juga menggunakan pertimbangan komersial disamping pertimbangan idealisme.
Kendali Pasar
Media massa dan pasar media merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Dalam pergulatan bisnis di era liberalisasi ekonomi sekarang ini, maka bila ingin survive maka media massa harus memperhatikan atau melakukan kendali pasar.
Media masa harus terlebih dulu melakukan langkah mengkonstruksi pasarnya atau pasar media. Mengkonstruksi pasar media merupakan langkah penting dalam melakukan kendali pasar. Karena tanpa ada upaya atau langkah untuk mengkonstruksi pasar, maka media massa akan mengalami hambatan dan kendala dalam melakukan kendali pasar.
Kendali pasar dilakukan setelah media massa mengetahui seberapa besar kekuatan pasarnya di tengah-tengah publik atau masyarakat.
Melakukan kendali pasar merupakan langkah penting bagi media massa. Karena dengan melakukan langkah pengendalian pasar, maka media massa akan melihat atau mengetahui unsur atau faktor apa yang dominan dalam menentukan isi dan sajian media.
Bila berhasil mengendalikan pasar, maka media massa tersebut akan mampu menguasai pasar. Penguasaan atas pasar itu, dikarenakan media massa sudah tahu apa yang diperlukan atau diinginkan oleh publik (masyarakat). Bila sudah mampu memenuhi apa yang diinginkan atau disukai oleh publik, maka keberhasilan atau keuntungan secara bisnis pun akan terbuka lebar.
Sambutan publik (masyarakat) terhadap keberadaan suatu media massa, akan membawa dampak-dampak positif secara ekonomi. Karena pemasang iklan, sponsor dan semacamnya akan tertarik untuk bekerja sama karena mengetahui media massa tersebut mendapat sambutan atau disukai publik.
Pasar Pengiklan
Di dalam bisnis media atau industri media, selama ini yang dimaksudkan dengan pasar media (pangsa pasar) adalah publik dari media massa itu sendiri (pembaca, pemirsa, pendengar). Publik media tersebut harus selalu menjadi fokus perhatian utama setiap kali media massa bicara tentang langkah-langkah dan kebijakan produksi yang akan dilakukan.
Tetapi sesungguhnya ada juga pasar lain yang tidak boleh diabaikan oleh media massa bila ingin sukses atau berhasil, yakni pasar pengiklan atau pemasang iklan. Pasar pengiklan ini bila dikelola dengan baik dan profesional, maka dia akan menjadi pendukung besar dalam media massa meraih keberhasilan bisnisnya.
Jadi, dalam mengelola atau memenej dirinya, media massa tidak hanya bertujuan meraih audiens (publik) sebanyak-banyaknya, tetapi juga harus meraih pengiklan sebanyak-banyaknya pula.
Dewasa ini, tak bisa dipungkiri, bahwa pemasukan dari pasar iklan merupakan sumber terpenting bahkan sumber utama bagi kehidupan media massa. Bila ingin sukses di segi bisnisnya, maka media massa harus berupaya semaksimal mungkin meraih kesuksesan di pasar iklan. Kesuksesan dalam mengelola pasar iklan, sudah dapat dipastikan akan membuka peluang besar untuk sukses di segi bisnis medianya.
Iklan yang besar atau banyak tentu akan mendatangkan pemasukan uang yang banyak atau besar pula. Secara bisnis, pemasukan uang atau pendapatan dari hasil iklan yang besar dan banyak itu menunjukkan media massa tersebut sukses secara finansial. Tak bisa diingkari, dewasa ini kesuksesan atau keberhasilan secara finansial itu merupakan tujuan atau target yang ingin dicapai media massa.
Begitulah yang dilakukan media massa sekarang. Idealisme hanyalah sekadar pelengkap, tapi tujuan utamanya adalah meraih kesuksesan atau keberhasilan secara bisnis. Karena hidup matinya media massa sekarang ini sangat tergantung pada sukses dan tidaknya media massa tersebut di segi bisnis. * (Sutirman Eka Ardhana)