Bisa menyanyi dengan baik, bisa hapal lirik dan irama lagu-lagu yang disukai, sudah merupakan sesuatu yang membahagiakan. Sesuatu yang membuat hati riang dan gembira. Sesuatu yang sungguh menyenangkan. Apalagi sampai bisa meraih kemenangan, atau menjadi juara dalam suatu lomba menyanyi, sungguh itu kegembiraan dan kebahagiaan yang tiada tara.
Hobi Menyanyi Sejak 1996
Ya, di usia yang tak lagi muda, di masa-masa menikmati hari pensiun, hobi atau kesukaan menyanyi saya terasa semakin memuncak. Hidup rasanya seperti ada yang kurang bila tak bisa melampiaskan hasrat kesukaan menyanyi tersebut.
Terus terang, saya mulai berani memastikan diri untuk memiliki hobi atau kesukaan menyanyi itu di tahun 1996. Di saat saya sudah berusia 42 tahun.
Kenapa hobi itu tidak muncul di saat usia remaja, atau di usia muda? Kenapa baru muncul di usia 40-an tahun? Kalau ada yang bertanya begitu, baiklah saya akan mencoba menjelaskannya.
Begini. Sebenarnya sejak remaja atau muda, saya sudah suka mendengarkan lagu-lagu. Baik melalui radio, memutar kaset lewat tape recorder, dan lainnya. Dari kesukaan mendengar lagu-lagu itu, saya jadi hapal sejumlah lagu yang populer di masanya. Hapal irama dan liriknya. Tapi ya itu, baru sebatas suka terhadap lagu-lagu. Baru sebatas hapal irama dan liriknya. Namun belum punya keberanian untuk menyanyikannya secara terbuka. Menyanyikan di depan teman-teman pun, saya tak berani. Bahkan di depan keluarga sendiri pun, ada perasaan ragu dan tak percaya diri untuk menyanyi.
Tapi, dalam kondisi penuh keraguan untuk menunjukkan kemampuan diri dalam hal menyanyi itu, saya sudah mempunyai sejumlah lagu kesukaan.
Saya masih ingat, dulu ada sejumlah lagu yang sangat disukai. Sejumlah lagu kesukaan itu, di antaranya Pesanku yang dinyanyikan Onny Suryono, Lagu Untukmu, Sebiduk di Sungai Musi, Dengarlah Sayang semuanya dinyanyikan Alfian, dan lagu Patah Hati dari Rahmat Kartolo.
Meski sudah menyukai lagu-lagu itu, sudah hapal irama dan liriknya, dan sudah bisa menyanyikannya, tapi saya hanya berani menyanyikannya sendiri di dalam kamar tidur, atau di kamar mandi.
Nah, bertahun-tahun hal seperti itu berlangsung. Sejak muda, kuliah, bekerja dan berkeluarga, saya belum punya keberanian untuk melanjutkannya menjadi suatu hobi.
Tapi lambat laun saya merasa ada yang salah dalam cara mengekspresikan kesukaan terhadap lagu-lagu tersebut. Saya sadar, bahwa saya sebenarnya bisa lebih dari itu. Bisa lebih dari sekadar suka. Saya lantas berpikir, kenapa tak mengembangkan kesukaan terhadap lagu-lagu itu menjadi kesukaan menyanyi? Ya, kenapa kenapa tak saya jadikan itu sebagai hobi atau kesukaan yang mengasyikkan?
Begitulah, kesadaran untuk mengembangkan hobi atau kesukaan menyanyi itu muncul di tahun 1996.
Lagu-lagu yang dulu disukai itu, hingga saat ini masih sering saya nyanyikan di berbagai kesempatan. Bahkan lewat lagu Sebiduk di Sungai Musi, saya sempat menjadi juara pertama dalam lomba menyanyi lagu-lagu lama di Pyramid, Bantul, pada tahun 2009 untuk kategori Kakung/Uti.
Bergabung Melody 2018
Bila sejak 1996 hobi menyanyi itu dikembangkan secara sendiri, mulai 2018 saya tertarik untuk ikut bergabung di dalam komunitas menyanyi.
Lewat seorang teman, saya diajak bergabung ke dalam komunitas Melody. Komunitas Melody bermarkas di Sanggar Melody, yang berlokasi di Nyutran, Yogyakarta. Di komunitas atau Sanggar Melody, saya banyak belajar dari Pak Iman Santosa, yang menjadi ketua atau pemimpinnya.
Pak Iman Santosa yang sekaligus juga player di Sanggar Melody adalah guru yang banyak membimbing saya tentang bagaimana cara menyanyi yang benar. Dari dialah, saya banyak mendapat ilmu mengenai titik dan komanya dalam bernyanyi.
Kebetulan saya sudah mengenal Pak Iman Santosa sejak tahun 1998. Saat itu saya ditugasi kantor tempat bekerja untuk mencari seorang MC terkemuka, yang juga karyawan TVRI Yogyakarta, yakni Mbak Marlinda. Pak Iman Santosa, sebagai atasan salah satu bagian di TVRI Yogyakarta, berkenan mengizinkan Mbak Marlinda untuk menjadi MC pada acara di kantor tempat saya bekerja itu.
Komunitas atau Sanggar Melody merupakan komunitas tembang kenangan yang saya ikuti. Dan terus terang, saya merasa nyaman serta senang bergabung. Selain suasana guyub yang ada, di komunitas Melody saya juga mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan berharga dalam hal menyanyi. Pengalaman dan pengetahuan itu tentu sangat berarti serta bermanfaat dalam upaya saya membangun eksistensi diri melalui hobi atau kesukaan menyanyi.
Di Sanggar Melody saya bertemu lagi dengan teman lama, Pak Djoko Purwanto. Walau menjadi anggota Melody, Pak Djoko ternyata juga player di komunitas tembang kenangan La Rosse. Saya pun kemudian ikut bergabung juga di dalam komunitas La Rosse. Hanya di dua komunitas itu, Melody dan La Rosse, saya bergabung untuk mengekspresikan hobi menyanyi tersebut.
Selain menyanyi di acara-acara pertemuan komunitas tembang kenangan, saya juga pernah ikut tampil menyanyi dalam siaran di Jogja TV, RRI Yogyakarta maupun beberapa radio swasta lainnya bersama komunitas Melody.
Terasa Manfaatnya
Dengan mengikuti aktivitas-aktivitas komunitas tembang kenangan, bagi saya sangat terasa manfaatnya. Disamping sebagai refreshing, juga merupakan ajang menjalin tali silaturahmi dengan sesama anggota komunitas. Selain itu bisa saling sharing untuk hal-hal yang bermanfaat dan positif.
Ada perasaan bahagia dan rasa bersyukur yang muncul dalam diri saya saat menyanyi. Karena di usia yang tidak muda lagi, saya masih diberi anugerah oleh Allah SWT, masih diberi kemampuan untuk menyanyi dengan baik.
Jika bicara tentang manfaat lagi dari hobi menyanyi selama ini, yang pasti saya mempunyai banyak teman sesama hobi menyanyi. Bisa saling berbagi ilmu dan pengalaman apa saja. Satu hal lagi, adanya kemungkinan peluang usaha yang bisa dijalankan bersama teman di komunitas.
Peristiwa yang paling berkesan atau menyenangkan dari hobi menyanyi ini, ya, saat-saat saya bisa tampil menyanyi secara prima di suatu acara komunitas. Dan kemudian saya mendapatkan applaus yang meriah dari audiens. Sehingga ada rasa bahagia pada diri saya, karena sudah bisa menghibur dan membuat hati mereka senang.
Kenangan manis yang sungguh berarti adalah dengan ikut bergabung dalam komunitas tembang kenangan, seperti Melody, bisa mengantarkan saya untuk mengikuti acara lomba menyanyi di Yogyakarta. Dan, alhamdulillah dalam lomba menyanyi itu saya pernah mendapat juara harapan tiga pada lomba menyanyi di Radio Kartika tahun 2019. Kemudian meraih juara dua pada lomba menyanyi dalam rangka HUT Kemerdekaan RI tahun 2021 di Joglo Resto Panembahan Yogyakarta.
Walaupun tidak seberapa hasil juara yang diraih, tapi paling tidak saya bisa bersyukur, bahwa dari hanya sekadar hobi menyanyi ini ternyata dapat meraih prestasi. Terlebih lagi, hal itu tak pernah terbayangkan oleh saya sejak dulu. Ya, tak pernah terbayangkan kalau di usia yang tak lagi muda, di usia 60-an lebih, saya bisa meraih juara dalam lomba menyanyi.
Sungguh, semuanya itu merupakan sesuatu yang indah dalam kehidupan saya. * (Eddy Sanjaya)
* Eddy Sanjaya, lahir di Medan, 27 Januari 1954. Sarjana Ekonomi lulusan Fakultas Ekonomi Manajemen UII Yogyakarta ini, merupakan pensiunan PT Pupuk Sriwijaya Jawa Tengah. Ayah lima anak dan kakek enam cucu ini tinggal bersama sang istri, Siti Anisah, di Griya Karang Anyar Asri, Brontokusuman, Yogyakarta.