Kamis , 14 November 2024
Ilustrasi Bendera Merah Putih. (Foto: net)

Wawasan Kebangsaan yang Penuh Dinamika

SEMANGAT pragmatisme mendesak acuan moral luhur yang terkandung dalam nilai-nilai budaya adiluhung sehingga  budaya Jawa menjadi semakin pudar. Dalam proses meng-Indonesia dari kebhinekaan unsur-unsur telah terjadi pergolakan kultur dan peradaban pada masing-masing unsur. Dalam proses meng-Indonesia Jawa mengalami ‘gegar budaya’ yang paling besar guncangannya.                   

Keadiluhungan nilai-nilai peradaban Jawa terpudarkan, bahkan mungkin sudah tidak dijadikan acuan moral masyarakat Jawa sendiri. Acuan moral luhur tersebut telah terdesak oleh semangat pragmatisme untuk sekedar mempertahankan hidup material, akibatnya menghambat tercapainya ‘bangunan sistem kemasyarakat yang diamanatkan konstitusi Negara Kesatuan republik Indonesia sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itulah dalam kerangka membangun optimisme masa depan Indonesia, diperlukan gerakan sosialisasi wawasan kebangsaan dan internalisasi nilai-nilai Pancasila kepada seluruh komponen bangsa. Disamping perlunya pembangunan yang memajukan perekonomian dan sistem politik diperlukan pula pembangunan kultur dan peradaban yang memadai untuk tumbuh kembangnya sistem ekonomi dan system politik tersebut dalam koridor moral yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila serta cita-cita luhur diberdirikannya Indonesia.

Pembangunan kultur budaya dan peradaban Indonesia memerlukan upaya-upaya penggalian kembali nilai-nilai luhur dari masing-masing kultur dan peradaban unsur-unsur yang tergabung menjadi Indonesia. Nilai-nilai luhur kultur dan peradaban Jawa merupakan salah satu yang perlu digali dan diberdayakan untuk persembahan kepada Indonesia. Tidaklah salah kalau diperlukan gerakan yang mendorong masyarakat Jawa untuk melakukan  renaissance peradabannya sendiri guna dijadikan acuan moral dalam berintegrasi menjadi Indonesia.

Didorong oleh keinginan membangun optimisme masa depan Indonesia, maka masyarakat perlu diajak untuk melakukan upaya-upaya menggerakkan renaissance peradaban dan kebudayaan Jawa sekaligus membangun jaringan sosialisasi wawasan kebangsaan dan internalisasi Pancasila. Diperlukan kegiatan yang ditujukan untuk mengampu berdirinya paguyuban Jawa yang mampu menjalin kerjasama dengan pemerintah dan swasta untuk mengupayakan bangkitnya kesadaran Jawa dalam membangun jaringan sosialisasi wawasan kebangsaan dan internalisasi nilai-nilai Pancasila. Diupayakan pula menghimpun naskah literature Jawa dan wawasan kebangsaan serta internalisasi Pancasila , menerbitkan dan mendistribusikannya kepada masyarakat. Semuanya ini ditujukan untuk membangun moralitas budi luhur dalam kehidupan bermasyarakat  berbangsa dan bernegara. Disamping itu juga dimaksudkan membangun ketangguhan idiil bangsa Indonesia secara berkesinambungan dalam menghadapi perubahannilai-nilai peradaban manusia.

Simak juga:  Asing

Laku budaya Jawa merupakan suatu tuntunan teori dan praktek menjalani hidup berlandaskan aras keber-Ketuhanan, keharmonisan semesta alam dan keberadaban  umat manusia yang berlandaskan dari falsafah Jawa:”Sangkan paraning dumadi’ dan memayu hayuning bawana’. Oleh karena itulah perlu dilakukan kajian pelaksanaan dan praktek dalam masyarakat tentang munculnya paguyuban-paguyuban Jawa. Kegiatan pengkajian tersebut diharapkan bisa menumbuhkembangkan laku budaya Jawa yang memiliki nuansa spiritual, magis, mistis dan kosmis yang bisa diberdayakan untuk memberikan suasana batin warga masyarakt yang tenteram, damai, rukun dan penuh persaudaraan. Dengan demikian bisa mengoperasikan kembali kearifan peradaban Jawa yang lebih mengutamakan keharmonisan hubungan antar manusia maupun hubungan manusia dengan alam semesta seisinya.

Dari aspek sosial budaya diharapkan laku budaya Jawa menjadi wahana yang kondusif lintas agama bagi warga masyarakat, sehingga paguyuban tersebut dimungkinkan untuk dijadikan perekat warga masyarakat serta melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial budaya, seperti melaksanakan pendidikan budi pekerti, seni dan sejenisnya. Mengkaji dan menggali kembali nilai luhur peradaban Jawa. Membangun dan memperkokoh kegotongroyongan masyarakat.

Simak juga:  SERI PANCASILA (9): Surat Pengusiran

Di sisi ekonomi dengan laku budaya Jawa dimungkiknkan pula melakukan kerjasama dengan pihak-pihak tertentu untuk upaya pemberdayaan ekonomi rakyat untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Dalam aspek politik dan wawasan kebangsaan, laku budaya Jawa merupakan tempat berkumpulnya warga masyarakat yang memiliki ikatan berdasarkan kultur Jawa. Sedang sejarah panjang peradaban Jawa terbukti mampu merekatkan warga masyarakatnya dalam berinteraksi dengan berbagai kultur dan peradaban pendatang dengan damai. Melalui laku budaya bisa dilakukan dan ditanamkan serta sosialisasi wawasah kebangsaan dan internalisasi nilai-nilai Pancasila. Dari sini lebih mudah membangun kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang muaranya berupa ketangguhan bangsa dalam berbagai aspek kehidupan. Dan bisa diharapkan munculnya kesantunan berpolitik, dikedepankannya moralitas luhur serta dedikasi tinggi terhadap bangsa. Dimungkinkan lahirnya tokoh-tokoh calon pemimpin bangsa yang tangguh dan berbudi luhur. Dan bisa diharapkan bahwa kesinambungan dari generasi ke generasi soal wawasan kebangsaan Indonesia dan nilai-nilai Pancasila bisa terjaga.

Sejarah telah membuktikan bahwa Jawa pernah berjaya dalam peradaban umat manusia, maka bukan suatu yang tidak mungkin hal itu bisa dicapai lagi.. Semboyannya tidak boleh dilupakan “Sura dira jaya, jayaningrat lebur dening pangastuti”.

 

*) Penulis adalah penulis beberapa buku tentang Budaya Jawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *