Rabu , 11 Desember 2024
Menristek/Kepala BRIN Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro saat membuka temu ilmiah WINNER 2020 kemarin 24/11/2020. (Ist)

Temu Ilmiah WINNER 2020 Libatkan Sektor Swasta

The Week of Indonesia-Netherlands Education and Research (WINNER) 2020 akhirnya berlangsung dengan baik. Temu ilmiah tahunan ini yang dibuka sejak Selasa kemarin (24/11/2020) fokus pada kolaborasi Indonesia – Belanda dalam sains dan pendidikan, termasuk kolaborasi dengan sektor swasta R&D (Research and Development), dalam kemitraan swasta-publik, dan menampilkan Living Labs sebagai inkubator untuk investasi perusahaan.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh NWO – KNAW – NUFFIC NESO Indonesia – LIPI – ALMI – Kedutaan Besar Belanda di Indonesia. WINNER adalah acara rutin tahunan. WINNER 2020 kali ini merupakan yang pertama diselenggarakan. WINNER diumumkan oleh Perdana Menteri Belanda Mark Rutte selama kunjungannya ke Indonesia pada bulan Oktober 2019 dan disampaikan oleh Ketua NWO Wim van den Doel kepada Raja dan Ratu Belanda serta Menteri Luar Negeri Indonesia, selama kunjungan kenegaraan Belanda ke Indonesia pada bulan Maret 2020.

Pembahasan utama dalam pertemuan yang melibatkan 152 narasumber ini adalah mendorong peneliti ilmiah dan terapan Indonesia maupun Belanda untuk bekerja sama dalam masalah global yang relevan bagi masyarakat dan pembuat kebijakan di kedua negara, terutama terkait pencapaian SDGs. Dalam hal ini, memungkinkan Indonesia untuk belajar dari pendekatan Belanda untuk membangun sistem pendidikan tinggi dan inovasi sains.
Selain itu, temu ilmiah juga mempromosikan kolaborasi Litbang, kemitraan publik-swasta serta penelitian terapan di Living Labs di mana institusi pendidikan tinggi Indonesia dan Belanda berkolaborasi dengan sektor swasta Indonesia dan Belanda.

 

Kolaborasi Internasional

Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro SE, MUP, PhD selaku Menteri Riset dan Teknologi Indonesia/Kepala Koordinator Badan Riset dan Inovasi Nasional serta Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Belanda Ingrid Katharina van Engelshoven sama-sama menyatakan komitmen di tingkat tertinggi untuk memfasilitasi dan memperluas akses institusi pendidikan tinggi Indonesia ke penelitian Belanda dan peluang pendidikan serta kerjasama beasiswa. Pelaksanaan WINNER yang pertama ini akan memiliki fokus khusus tentang bagaimana Indonesia dan Belanda dapat belajar dan saling mendukung dalam kolaborasi sains dan pendidikan untuk mengatasi krisis Covid-19.
Menristek menegaskan bahwa kolaborasi internasional menjadi prioritas guna mempercepat kualitas perguruan tinggi Indonesia melalui kerjasama internasional, terutama dengan Belanda. Menurut Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, WINNER 2020 adalah sebuah acara yang akan memberikan kesempatan untuk merefleksikan sejarah panjang kolaborasi Indonesia-Belanda, mengidentifikasi prioritas bersama, memperdalam hubungan antara kedua negara dan membentuk kolaborasi baru.

Simak juga:  Di Pembuangan Itu, Mereka Menua dan Mati

Menjawab pertanyaan peserta WINNER 2020 Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan, kerjasama international dalam penelitian dan pendidikan sangat penting untuk mengembangkan penelitan, pendidikan dan teknologi di Indonesia. Saat ini universitas di Indonesia menduduki peringkat 296 di QS world (rangking universitas di dunia). Hal ini bisa dikatakan cukup rendah, mengingat Indonesia merupakan peringkat ke 4 dalam populasi penduduk dunia dan menduduki posisi ke 16 dalam GDP di perekonomian. Berkaitan dengan informasi tersebut Indonesia perlu mempercepat peningkatan kualitas perguruan tinggi, terutama dengan Belanda.

Menurut Bambang Permadi, universitas – universitas di Belanda cukup dikenal. “Berdasarkan pengalaman saya ketika masih menjabat di Universitas Indonesia melakukan kontak dengan universitas luar negeri (baik dengan pihak universitas dan professor) untuk menawarkan kerjasama penelitian sangatlah mudah. Melalui acara ini diharapkan kerjasama penelitian Indonesia dengan Belanda dapat terus bertambah dan akan terus mendapatkan dukungan penuh dari kedua belah negara,” katanya.

Menjawab pertanyaan tentang sektor apa saja yang akan menjadi prioritas, Bambang Permadi menyatakan, kesehatan dan pendidikan adalah dua hal yang ada di dalam daftar utama. Dalam kondisi pandemik ini tentunya area kesehatan yang sangat diprioritaskan dibandingkan dengan pendidikan. Namun, kita juga tidak bisa melupakan aspek ekonomi. Masyarakat bisa saja kebal dari virus yang ada, tetapi ada suatu kondisi dimana masyarakat tidak bisa bertahan hidup apabila tidak adanya pemasukan ekonomi. Maka dari itu aspek ekonomi dan sosial harus diperhatikan. Dalam kondisi yang sedang terjadi ini juga, aspek lingkungan menjadi perhatian. Dengan adanya pembatasan aktivitas perekonomian, kita dapat merasakan lingkungan yang lebih bersih. Dalam kesimpulan, mengkombinasikan tiga aspek yaitu aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan harus seiring sejalan dan Indonesia dapat melihat contoh penerapan keseimbangan dalam ketiga aspek ini. Penelitian dalam penemuan vaksin juga akan menjadi prioritas dalam kerjasama penelitian dan diharapkan Indonesia dan Belanda dapat melakukan hal ini.
Sementara Ingrid Katharina menyatakan, Indonesia adalah pintu gerbang Asia Tenggara, Belanda adalah pintu gerbang ke Eropa dalam hal ini saling bekerja sama adalah agenda yang dimiliki oleh kedua negara. WINNER menjadi sebuah momentum bagi kedua negara untuk dapat terus melakukan kerja sama di masa yang akan datang.

Simak juga:  Ajang Winner 2020 Tampilkan 152 Narasumber

 

Belajar Bersama

Dalam pidato pembuka Ingrid Katharina van Engelshoven mengajak untuk belajar bersama, bertukar pikiran bersama agar Belanda dan Indonesia dapat menjadi pemenang. “Perkembangan pesat di Indonesia sangat mengesankan dan Kami (Belanda) ingin menjadi bagian dari perkembangan ini,” ujarnya.
Menurut Ingrid, Indonesia merupakan negara yang sangat berharga dan Belanda sangat beruntung telah sering melakukan kerjasama baik di ranah perguruan tinggi dan penelitian. Dapat dilihat bahwa perkembangan Indonesia sangat pesat dan dicapai dalam kurun waktu yang singkat. “Bagi kami (Belanda) hal ini sangat mengesankan. Pentingnya kolaborasi internasional adalah untuk mempertahakan dan memajukan proses perkembangan ini menjadi lebih baik. Dibutuhkan sumber daya manusia yang terbaik dan fasilitas yang terbaik, kedua negara ini juga saling menghargai dalam hal perbedaan yang ada. Ini merupakan hal penting untuk terus menjaga kerjasama yang telah ada dan melakukan kerjasama baru,” katanya.
Ingrid berpendapat, penelitian dalam bidang medis dan kualitas hidup harus diprioritaskan untuk saat ini. Namun hal-hal lain juga tidak akan dilupakan seperti perubahan iklim, biodiversitas, hukum dan keadilan, agrikultur dan hidrologi. (Laksmi Wuryaningtyas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *