Rabu , 11 Desember 2024
Ketua Umum Mata Garuda, Erbi Setiawan, MSc. (Foto: Ist)

Mata Garuda Adakan Kuliah Daring Tata Kelola Air

Holland Alumni Network Indonesia kembali menyelenggarakan kuliah online bertajuk ‘Holland Alumni Lecture: Urban Water Management – Scope and Challenges for Community’. Kuliah dalam jaringan ini diselenggarakan Rabu, 16 September 2020.

Holland Alumni Lecture kali ini disampaikan oleh Erbi Setiawan, MSc, yang merupakan anggota dari tim urban water specialist di Badan Perencananan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan salah satu alumni Belanda yang telah menyelesaikan studi master di bidang urban environmental management dari Wageningen University and Research. Erbi juga menjabat sebagai ketua umum LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) Mata Garuda.

Program Holland Alumni Lecture ini dimulai tepat pukul 16.00 WIB. Bertindak sebagai moderator adalah Atina Rosydiana, salah satu anggota aktif Holland Alumni Network Indonesia yang juga merupakan penerima beasiwa StuNed di Wageningen University and Research. Acara ini diawali dengan sesi perkenalan Nuffic Neso Indonesia yang disampaikan oleh Emi Fumita Sari selaku student counsellor Nuffic Neso Indonesia. Dalam sesi perkenalan ini, Emi menyatakan bahwa program Holland Alumni Lecture merupakan salah satu wadah bagi alumni Belanda di Indonesia untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada masyarakat seputar informasi dan pengalaman yang didapat selama menempuh studi di Belanda.

Simak juga:  Ahad Legi, Jangan Lupa Pasar Sor Jati

Tata Kelola Air
Tema yang diangkat pada kuliah online kali ini berkenaan dengan tata kelola air. Erbi mempunyai tujuan agar masyarakat Indonesia dapat belajar dan mengenal lebih lanjut tantangan tata kelola air di sejumlah kota padat penduduk di Indonesia serta mengenal bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah Belanda untuk menghadapi persoalan yang sama tersebut.

Di awal presentasi, Erbi menjelaskan bahwa banyak kota besar di dunia menghadapi tekanan dan persoalan serius yang diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk, perubahan iklim dan kerusakan sistem infrastruktur perkotaan. Berdasarkan persoalan tersebut, seiring dengan pertambahan jumlah penduduk maka permintaan air terus meningkat dan mengharapkan tata kelola air yang efektif dan efisien.

Erbi juga menyoroti dua tantangan utama dalam pengelolaan air di perkotaan. Tantangan pertama adalah kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Tantangan kedua adalah meningkatnya bencana yang berkaitan dengan air seperti banjir dan kekeringan.

Lebih jauh lagi Erbi menegaskan bahwa permasalahan yang ada dalam lingkup perkotaan sangat kompleks, terlebih permasalahan yang berkaitan erat dengan sumber daya pendukung aktivitas manusia. Untuk itu, diperlukan sudut pandang yang luas dan lebih holistik dalam menghadirkan solusi terhadap setiap permasalahan yang ada. Salah satu gagasan yang ditawarkan untuk meminimalisir persoalan tata kelola air di perkotaan adalah memaksimalkan konsep urban metabolism.

Simak juga:  Tiga Pakaian Adat Bertemu: Pangdam Mulawarman Saksikan Penyerahan "Masyarakat Pancasila"

Urban Metabolism
Secara singkat, pendekatan urban metabolism ini adalah sebuah platform multidisipliner dan terintegrasi yang mengkaji aliran material dan energi di kota. Pendekatan ini pada dasarnya menghitung seberapa banyak sumber daya yang diperlukan oleh masyarakat, baik berupa energi, material, air, maupun makanan.

Sebagai penutup Erbi menyimpulkan urban metabolism adalah sebuah konsep yang dapat digunakan untuk memetakan potensi solusi apa yang bisa dihadirkan untuk permasalahan sumber daya yang lebih efektif dan tepat sasaran.

Dijelaskan, Nuffic Neso Indonesia adalah kantor perwakilan Nuffic, organisasi nonprofit di Belanda yang ditunjuk resmi menangani kerja sama internasional di bidang pendidikan dan didanai oleh pemerintah Belanda. Nuffic Neso Indonesia menyediakan informasi serta memberikan konsultasi secara cuma-cuma mengenai lebih dari 2.100 program studi yang diberikan dalam bahasa Inggris. Nuffic Neso Indonesia juga memprakarsai dan memfasilitasi kerja sama di bidang pendidikan tinggi antara institusi di Indonesia dan Belanda serta menawarkan, mewakili pemerintah Belanda, beasiswa untuk warga negara Indonesia setiap tahunnya. (Laksmi Wuryaningtyas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *