Rabu , 11 Desember 2024
Handrawan Nadesul (ft. Ist)

Dokter Handrawan Nadesul: Sakit Pinggang, Setidaknya Ada Sembilan Penyebabnya

PARA penyimak jagad kesehatan di Tanah Air pasti mengenal nama dokter Handrawan Nadesul. Betapa tidak, dokter yang lahir 71 tahun lalu ini telah menulis lebih dari 75 buku tentang kesehatan. Dan, serial buku Sehat Itu Murah, merupakan buku-buku kesehatannya yang paling banyak diminati.

Handrawan Nasional yang pernah bertugas sebagai dokter di lingkungan Departemen Penerangan ini memang istimewa. Ia tidak hanya seorang dokter yang rajin menulis buku tentang kesehatan, tetapi juga tercatat sebagai sastrawan terpandang di negeri ini. Ia menulis banyak cerpen dan puisi. Beberapa buku kumpulan puisinya juga sudah diterbitkan. Dan, sekarang ia juga aktif berbagi pengetahuan tentang kesehatan di media sosial, di antaranya melalui akun facebook (fb).

Baru-baru ini di akun fb-nya ia menampilkan bahasan tentang sakit pinggang, yang nota bene merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat Indonesia, terutama bagi mere4ka berusia limapuluh tahunan ke atas.

Menurut dokter Hand, begitu ia sering dipanggil, sakit pinggang dalam dunia medis dikenal sebagai low back pain. Bila ditilik sumber penyebabnya sedikitnya ada sembilan. Kebanyakan akibat trauma. Yang lain sebab proses degeneratif, peradangan, pengeroposan tulang, penyebaran kanker, atau sebagai nyeri rujukan dari gangguan di luar pinggang, kelainan bawaan, gangguan pembuluh darah, dan soal kejiwaan.

Ia mengemukakan, yang paling pertama harus dipikirkan bila muncul sakit pinggang jenis yang disebabkan oleh trauma. Jenis pekerjaan kasar mengangkat barang berat, menjadi alasan munculnya sakit pinggang jenis traumatik. Maka perlu diamati, adakah riwayat pekerjaan angkat barang berat, atau pernah trauma terjatuh, atau pinggang memikul beban berat untuk waktu lama, misal badan kegemukan, atau olahraga membebani pinggang.

Simak juga:  Optimisme Masyarakat Menyambut Vaksin di Tengah Wabah Covid-19

Orang gemuk yang cuma duduk lama dan kurang bergerak badan, menurutnya,  sering mengeluh begini. Yang terjadi peregangan otot pinggang yang kita sebut “lumbosacral strain” selain pembebanan pinggang berkepanjangan. Menjadi lebih buruk kalau otot-otot sekitar pinggang terbiasa kurang digerakkan. Duduk lama dengan punggung melengkung, bagian dari pembebanan pinggang juga.

Diingatkannya, rasa tidak enak berupa nyeri-pegal dan tidak nyaman di pinggang akibat trauma, atau kekakuan otot pinggang, atau pembebanan pinggang berkepanjangan bisa melibatkan otot, selaput otot (fascia), atau pengikat otot (tendon). Rasa tidak nyaman itu tidak tajam dan pasien tidak bisa menunjuk di mana persis lokasi rasa tidak nyaman itu, karena terasa menyebar sekitar pinggang. Rasa tidak nyaman itu mereda kalau dipijat atau ditempel koyo, dan rasa nyeri-pegal itu dibangkitkan pada posisi atau gerakan tubuh tertentu, yang melibatkan otot, fascia, atau tendon di sekitar pinggang yang bermasalah.

Dengan pemanasan, koyo, pijat, dan obat, menurut dr. Handrawan Nadesul, keluhan sakit pinggang jenis ini dapat disembuhkan. Namun bila kekakuan otot-otot sekitar pinggang yang memunculkan keadaan lumbasacral strain, keluhan yang sama akan terasakan kambuh lagi.

 

Bisa Dicegah

Hal itu, menurutnya, bisa dicegah. Upaya mencegahnya dengan cara melatih otot-otot pinggang misal dengan berbaring terlentang di alas keras, melakukan gerakan angkat kepala dari terlentang memegang tungkai, dan kemudian dalam posisi terlentang badan diangkat bertumpu kedua lengan.

Tentang sakit pinggang trauma di atas, menurutnya lagi, perlu dibedakan dengan sakit pinggang yang dunia medis menyebut lumbago. Kalau rasa tidak nyaman di pinggang sebab trauma di atas terasa menyebar, pada lumbago rasa tidak nyamannya bersifat tajam dan pasien bisa menunjuk lokasi tidak nyamannya itu, selain nyeri tajam bisa dibangkitkan oleh gerakan tertentu pada pinggang. Dari pengalaman pada posisi gerakan apa rasa nyeri itu bangkit, tubuh mencari posisi yang tidak membangkitkan nyeri, sehingga terlihat perubahan pada lengkung pinggang yang melenceng atau skoliosis.

Simak juga:  Gangguan Jiwa Bukan Berarti "Gila"

Dijelaskannya, sama seperti pada sakit pinggang traumatik di atas, ada riwayat pernah angkat barang berat sepulang piknik angkat koper sendiri, seperti halnya terjadi pada kasus saraf terjepit HNP (hernia nucleus pulposis). Bedanya nyeri lumbago dengan HNP, walau keduanya sama-sama bisa dibangkitkan oleh batuk dan bersin, sifat nyeri lumbago setempat saja, sedang nyeri HNP menjalar sampai ke tungkai. Pada HNP keluhan sakit pinggangnya sudah lama dikeluhkan yang progresif makin hari makin bertambah berat, sedang lumbago baru muncul dadakan sehabis angkat barang berat. Rasa tidak nyaman pada lumbago lebih disebabkan oleh peregangan berlebihan pada otot dan ligamen sepanjang tulang pinggang. Sedang pada HNP oleh karena ada saraf bagian pinggang yang terjepit oleh terjadinya tonjolan bantalan antar ruas tulang pinggang (discus intervetebralis).

Dokter Hand menegaskan, terapi kasus lumbago dengan tidur di alas keras, minum obat pereda nyeri, mungkin perlu suntikan antiradang di sekitar lokasi nyeri. Sedangkan kasus HNP perlu pembedahan untuk meniadakan jepitan saraf oleh tonjolan bantalan antar ruas tulang pinggang tersebut. *** (Sutirman Eka Ardhana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *