Sastra Bulan Purnama 96 akan diselenggarakan, Jumat, 13 Setember 2019, pkl. 19.30 di Amphytheater Tembi Rumah Budaya, jl. Parangtritis Km 8,5, Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Kebetulan di Yogyakarta di bulan September akan diselenggarakan Festival Sastra Yogyakarta, atau disebut ‘Joglitfest’ Sastra Bulan Purnama edisi 96 sekaligus untuk mendukung acara tersebut.
Peluncuran antologi puisi karya Chairil Anwar ini akan dibacakan sejumlah pembaca, yang sudah terbiasa membaca puisi atau bahkan pentas teater, karena memang para pembaca puisi yang ditampilkan adalah orang-orang teater. Selain, tentu saja, Chairul Anwar akan tampil membaca puisi karyanya, akan tampil juga Eko Winardi, seorang pemain teater dan aktivis sosial. Pernah main dalam sejumlah lakon teater, dan belum lama ini pentas bersama Teater Perdikan yang menggarap naskah karya Emha Ainun Najib.
Eko Winardi akan membacakan 2 puisi karya Chairul Anwar, dan akan dia garap sebagai pertunjukan, bukan hanya sekedar membaca, tetapi dia akan menghafal dua puisi itu dan akan dia pentaskan. Hal ini pernah dia lakukan ketika dia membacakan puisi karya Rendra.
“Bung Ons, jauh-jauh hari saya tolong sudah dikirimi puisinya ya, karena saya akan menghafalkan puisi Chairul untuk saya pentaskan” kata Eko Winardi,
Para pembaca yang lain adalah anak-anak muda, dari jurusan teater ISI yang akan megolah puisi karya Chairul Anwar menjadi satu pertunjukan. Mereka adalah Iis Wulandari, Evi Putranti, Muclis Muarif, Sulaiman, Viki Prasetyo, Intan, Miftahul Janah dan Tata. Tidak ketinggalan seorang pengajar dari jurusan teater ISI dan sering membacakan puisi disejumlah tempat, Agus Leylor nama populernya, akan ikut tampil membacakan puisi karya Chairul Anwar.
Selain pembacaan puisi, akan ada satu pertunjukan yang disebut sebagai stand up dan fragmen komedi, yang akan dimainkan oleh komunitas Komedi dari jurusan teater ISI Yogya. Tidak ketinggalan, Yuladi akan selalu menyiapkan siaran langsung melalui youtube melalui kanal Sastrabulanpurnama.
“Di era digital seperti sekarang ini, kegiatan kesenian tidak melakukan siaran langsung youtube akan cepat dilupakan selain terkesan kuno dan tidak kelihatan melek teknologi” kata Yuladi.
Seorang sastrawan sekaligus guru besar dari Universitas Negeri Yogyakarta, Prof.Dr. Suminto A.Sayuti yang membero pengantar buku Chairul Anwar di antaranya mengatakan: “Puisi-puisi Chairul Anwar yang dihimpun dalam tajuk ‘Investigasi Pohon-Pohon’ ini akan menemukan relevansi dan siginifikansinya. Hutan dan kayu beserta berrbagai variannya oleh Chairul Anwar telah diperhitungkan sebagai ‘matrik’ penciptaan, sehingga melalui konversi dan ekspansi tertentu terhadapnya ia dihadirkan dalam puisi sebagai teks kreatif”.
“Chairul Anwar sepertinya ingin berucap manusia hendaknya belajar untuk secara tepat memperlakukan alam sebagai tempat tinggalnya secara harmonis di bawah dan dalam keberlanjutan proses pembudayaan dan pemberadaban” ujar Suminto.
Ons Untoro, koordinator Sastra Bulan Purnama menyebutkan, 8 tahun SBP ini ditandai peluncuran antologi puisi karya Chairil, dan selama ini, SBP memang banyak menghadirkan pembacaan puisi dan lagu puisi serta musikalisasi puisi. Namun juga, demikian kata Ons Untoro, peluncurkan antologi cerpen beberapa kali permah dilakukan, dan juga pembacaaan penggalan novel.
“Sehingga seringkali Sastra Bulan Purnama identik dengan pembacaan puisi, karena memang lebih banyak menampilkan karya-karya puisi” ujar Ons Untoro. (*)