Di Taman Makam Seniman “Giri Sapto” yang diresmikan Sri Sultan Hamengku Buwono pada tahun 1988 itu telah dimakamkan sekitar 50 seniman dan budayawan berprestasi, termasuk maestro seni lukis Sapto Hoedojo, yang juga meripakan penggagas makam seniman tersebut. Tokoh-tokoh lainnya yang dimakamkan di situ antara lain maestro seni patung Indonesia, Edhi Sunarso, pencipta lagu “Padamu Negeri”, Koesbini, pencipta lagu “Satu Nusa, Satu Bangsa”, L Manik, dan tokoh seni tradisi Handung Koes Sudiarsono.
Gagasan Dirikan Museum
Semasa hidupnya, seniman Sapto Hoedojo berkali-kali menuturkan kepada istrinya, Yani Sapto Hoedojo, tentang keinginan untuk membangun sebuah museum di komplek Taman Makam Seniman “Giri Sapto”. Gagasan itu kemudian diteruskan oleh Ny. Yani Sapto Hoedojo bersama Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia (LKNI) Pusat yang diketuai Drs Totok Sudarwoto, didukung Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Kepala Dinas Kebudayaan DIY dan Ketua Barahmus DIY.
Para pelanjut gagasan itu kemudian menghadap dan menjelaskannya kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan Yogyakarta pada 20 Maret 2017 lalu. Sri Sultan pada prinsipnya menyetujui dan merestui rencana pembangunan Museum Seniman itu dilaksanakan.
Museum akan dibangun di halaman Taman Makam Seniman “Giri Sapto” dengan luas bangunan seluruhnya 1000 m2, terdiri atas bangunan museum, ruang pamer, ruang audio visual, perpustakaan, amphitheater, joglo dan gardu pandang. Yang unik dari bangunan ini nanti, tidak seluruhnya menggunakan arsitektur Jawa. Bahkan gedung museum, atapnya berbentuk daun.
Menurut Drs Totok Sudarwoto, museum itu nantinya akan menyimpan karya-karya para seniman, khususnya yang dimakamkan di Taman Makam Seniman “Giri Sapto”, disertai buku-buku pustaka yang terkait. Dengan disediakannya fasilitas gardu pandang, nantinya pengunjung museum akan mendapatkan informasi, pendidikan dan hiburan.
“Pembangunan Museum Seniman tersebut mendapatkan dana dari Pemda DIY melalui Dinas Kebudayaan DIY. Untuk tahap pertama, telah disetujui dana Rp 6,4 milyar, yang dikhususkan bangunan induk museum. Sedang untuk bangunan yang lain akan diusahakan dana secara bertahap pada tahun berikutnya,” ujar Drs Totok Sudarwoto baru-baru ini.
April Dimulai
Pemda DIY melalui Dinas Kebudayaan DIY telah menetapkan, pengerjaan museum akan dimulai pada April 2018 dan ditargetkan selesai dalam waktu 17 bulan. Untuk itu berbagai kegiatann awal sudah dilakukan, diantaranya lelang perencanaan deian museum, pengawas konstruksi dan kontraktor pembangunan.
Ketua Yayasan Museum Seniman “Giri Sapto”, Ny Yani Sapto Hoedojo mengharapkan agar pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemda DIY itu berjalan lancar, sehingga gagasan seniman Sapto Hoedojo yang merupakan titipan untuk generasi muda yang akan datang benar-benar terwujud. *** (Iman Santosa)