“Melayu Day” semacam karnaval tahunan, yang tahun ini diselenggarakan pada 9 sampai 11 Februari 2018 lalu, dan perhelatan tersebut sudah masuk tahun kelima. Selama tiga hari itu, siang dan malam, diisi dengan beragam aktivitas kesenian dan kebudayaan yang berasal dari alam Melayu. Ada seni bela diri Melayu seperti silat, pagelaran wayang kulit, peragaan busana, seni tari, pameran senjata perang Melayu, dan beragam penampilan seni budaya Melayu lainnya.
Untuk “Melayu Day” tahun 2018 ini, Konsulat Jenderal RI di Songkla, Thailand, mendatangkan grup kesenian dari Aceh.
Seperti dikatakan Ketua Panitia Penyelenggara “Melayu Day”, Suhaimi Ismail, perhelatan Melayu akan dijadikan event nasional dalam upaya survival jati diri atau identitas etnis Melayu Patani.
Patani adalah bekas kerajaan Melayu tua yang sejak 1902 jatuh di bawah taklum Siam (kini Thailand). Sejak lebih lima dekade belakangan bumi yang melahirkan banyak ulama ini tak pernah berhenti bergolak. Baku tembak di antara gerilya pembebasan Patani dan aparat keamanan Thailand tidak pernah berhenti. *** (Ahmad Latief)